PERANG
Perang yang dipicu masalah politik (komunis-kapitalis) ini melibatkan tiga negara besar : Amerika, Cina dan Uni Soviet, disamping kedua wilayah yang kemudian bertikai (Korea Utara-Selatan).
Pesawat tempur baling-baling Il-2 adalah korban jet pertama P-80 Shooting Star/Wing of Fame
Uni Soviet "menempatkan" Kim Il Sung sebagai pemimpin baru Republik Rakyat Demokrat
Langit lantas berubah menjadi ajang laga pesawat-pesawat tempur ringan seperti F-80 Shooting Star, F-86 Sabre, MiG-15, Yak-9, F-82G Twin Mustang, Il-10, dan P-51 Mustang. Cina mendukung Korut dengan mengirim 50 divisi berjumlah 300.000 hingga 400.000 personil. Sementara Presiden AS Harry S. Truman tetap pada pendiriannya : musnahkan komunis! Berikut beberapa peristiwa penting selama Perang
27 Juni 1950 - Dua hari sejak Perang
8 November 1950. Duel udara pertama jet tempur dalam perang Korea, terjadi di atas sungai Yalu kemudian populer sebagai lembah MiG. Adalah Russel J Brown yang menerbangkan F-80C dari Wing Pencegat Tempur 51. Brown berhasil menjatuhkan MiG-15 dalam duel
Perang
Perang Udara di Timur Tengah - Peperangan udara di Timur Tengah yang berpusat pada permusuhan antara Israel dengan negara-negara Arab di sekitarnya, merupakan bagian sangat penting dalam beberapa perang yang terjadi semenjak kelahiran negara Israel yang ditentang para tetangganya. Paling tidak tercatat tiga perang udara besar, yaitu tahun 1956 antara Mesir dengan
Perang Terusan Suez - Diawali dengan nasionalisasi Terusan Suez oleh pemimpin Mesir Presiden Gamal Abdul Nasser pada 29 Juli 1956, maka Inggris dan Perancis berkolusi dengan Israel untuk menyerang Mesir dan menguasai terusan tersebut. Israel yang takut akan kemungkinan ancaman bersama dari Mesir, Yordania, dan Irak, melancarkan serangan mendadak pada 29 Oktober terhadap Sinai, dengan menerjunkan batalion pasukan payung di Celah Mitla yang strategis. Dua hari kemudian
Pada 5 November,
Perang Enam Hari 1967 - Usai perang
Serangan pendadakan atau pre-emptive strike, digelar AU Israel, pagi hari, 5 Juni 1967, dengan menyerang semua pangkalan udara di sekitar Terusan Suez dan Sinai. Dengan terbang rendah, serangan bergelombang pukul 07.45 ini dilakukan dengan interval hanya 10 menit. Kurang dari tiga jam serangan ini, diperkirakan 300 dari 340 pesawat Mesir luluh lantak sebelum sempat terbang. Termasuk 30 pesawat pembom jarak jauh Tupolev Tu-16. Bersamaan dengan hancurnya kekuatan udara lawan, AD Israel bergerak masuk ke Sinai. Siang itu juga, AU Yordania dilumpuhkan lewat serangan udara.
Selanjutnya pertempuran lebih terpusat di darat. Tapi pos-pos radar serta tempat peluncuran rudal anti-pesawat, tetap dihantam. Sisa kekuatan AU Mesir mencoba membalas di Sinai, untuk menahan laju tentara darat
Tidak terlalu berlebihan dikatakan, perang enam hari sebenarnya dimenangkan
Pesawat pembom tempur yang dipakai terdiri dari Mirage III, Super Mystere dan Vautour. Serangan udara ini dilakukan bertubi-tubi dalam tempo tinggi, sehingga sejumlah pilot sampai melakukan delapan sorti setiap harinya. Mesir sebenarnya memiliki rudal SAM-2, namun tidak ampuh menangkal pesawat yang terbang rendah. Dalam operasi udara ini, dari 240 pesawatnya,
Perang 1973 lebih berimbang - Sesudah perang enam hari, permusuhan kian sengit. Serang menyerang, baik lewat serangan artileri atau satuan komando, kerap terjadi. September 1970, Presiden Nasser yang meninggal digantikan wakilnya Anwar Sadat. Pemimpin baru yang mau menyelesaikan permusuhan dengan cara damai ini, selalu terbentur sikap kaku
Disela diplomasinya, diam-diam Sadat merancang rencana jika upaya damai buntu. Dan memang buntu. Buktinya, 6 Oktober 1973, Mesir dan Suriah secara serentak menyerang Israel sebagai awal dari apa yang disebut Perang Yom Kippur karena hari itu dimulainya hari keagamaan Yahudi, yang biasanya diisi dengan liburan atau beribadat.
Mesir berhasil menyeberangi Terusan
Mengapa
Negara-negara Arab dalam peperangan ketiga ini kehilangan lebih dari 400 pesawat. Sebagian korban penangkis udara. Sebagian lainnya karena dog-fight. Perang Yom Kippur diakhiri dengan gencatan senjata pada 24 Oktober dengan hasil yang lebih seimbang karena ketiadaan supremasi udara mutlak dari masing-masing pihak.
Sumber: http://www.angkasa-online.com