(function() { (function(){function b(g){this.t={};this.tick=function(h,m,f){var n=void 0!=f?f:(new Date).getTime();this.t[h]=[n,m];if(void 0==f)try{window.console.timeStamp("CSI/"+h)}catch(q){}};this.getStartTickTime=function(){return this.t.start[0]};this.tick("start",null,g)}var a;if(window.performance)var e=(a=window.performance.timing)&&a.responseStart;var p=0=c&&(window.jstiming.srt=e-c)}if(a){var d=window.jstiming.load; 0=c&&(d.tick("_wtsrt",void 0,c),d.tick("wtsrt_","_wtsrt",e),d.tick("tbsd_","wtsrt_"))}try{a=null,window.chrome&&window.chrome.csi&&(a=Math.floor(window.chrome.csi().pageT),d&&0=b&&window.jstiming.load.tick("aft")};var k=!1;function l(){k||(k=!0,window.jstiming.load.tick("firstScrollTime"))}window.addEventListener?window.addEventListener("scroll",l,!1):window.attachEvent("onscroll",l); })();

Thursday, November 27, 2008
Asal mula nama-nama daerah di jakarta


Dapat dari milis Penulislepas. Semoga bermanfaat. Siapa tahu ada yang ingin menulis novel atau apapun tentang Jakarta.


=================================



A. Glodok

Asalnya dari kata grojok yang merupakan sebutan dari bunyi air yang jatuh dari pancuran air. Di tempat itu dahulu kala ada semacam waduk penampungan air kali Ciliwung. Orang Tionghoa dan keturunan Tionghoa menyebut grojok sebagai glodok karena orang Tionghoa sulit mengucap kata grojok seperti layaknya orang pribumi.

B. Kwitang

Dulu di wilayah tersebut sebagian tanah dikuasai dan dimiliki oleh tuan tanah yang sangat kaya raya sekali bernama Kwik Tang Kiam. Orang Betawi jaman dulu menyebut daerah itu sebagai kampung si kwi tang dan akhirnya lama-lama tempat tersebut dinamai Kwitang.

C. Senayan

Dulu daerah Senayan adalah milik seseorang yang bernama Wangsanaya yang berasal dari Bali. Tanah tersebut disebut orang-orang dengan sebutan Wangsanayan yang berarti tanah tempat tinggal atan tanah milik wangsanaya. Lambat laun akhirnya orang menyingkat nama wangsanayan menjadi senayan.


D. Menteng

Daerah Menteng Jakarta Pusat pada zaman dahulu kala merupakan hutan yang banyak pohon buah-buahan. Karena banyak pohon buah menteng orang menyebut wilayah tersebut dengan nama kampung menteng. Setelah tanah itu dibeli oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1912 sebagai lokasi perumahan pegawai pemerintah Hindia Belanda maka daerah itu disebut Menteng.


Adalagi....

1. Karet Tengsin

Nama daerah yang kini termasuk kawasan segitiga emas kuningan ini berasal dari nama orang Cina yang kaya raya dan baik hati. Orang itu bernama Tan Teng Sien. Karena baik hati dan selalu memberi bantuan kepada orang-orang sekitar kampung, maka Teng Sien cepat dikenal oleh masyarakat sekitar dan selalu menyebut daerah itu sebagai daerah Teng Sien. Karena pada waktu itu banyak pohon karet, maka daerah itu dikenal dengan nama Karet Tengsin.

2. Kebayoran

Kebayoran berasal dari kata kebayuran, yang artinya “tempat penimbunan kayu bayur”. Kayu bayur yang sangat baik untuk dijadikan kayu bangunan karena kekuatanya serta tahan terhadap rayap.

3. Lebak Bulus

Daerah yang terkenal dengan stadion dan terminalnya diambil dari kata “lebak” yang artinya lembah dan “bulus” yang berarti kura-kura. Jadi lebak bulus dapat disamakan dengan lembah kura-kura. Kawasan ini memang kontur tanahnya tidak rata seperti lembah dan di kali Grogol dan kali Pesanggrahan- dua kali yang mengalir di daerah tersebut-memang terdapat banyak sekali kura-kura alias bulus.

4. Kebagusan

Nama kebagusan, daerah yang menjadi tempat hunian mantan presiden Megawati, berasal dari nama seorang gadis jelita, Tubagus Letak Lenang. Konon, kecantikan gadis keturunan kesultanan Banten ini membuat banyak pemuda ingin meminangnya. Agar tidak mengecewakan hati pemuda itu, ia akhirnya memilih bunuh diri. Sampai sekarang makam itu masih ada dan dikenal dengan nama ibu Bagus.

5. Ragunan

Berasal dari Wiraguna, yaitu gelaran yang di sandang tuan tanah pertama kawasan tersebut berna Hendrik Lucaasz Cardeel, yang diperolehnya dari Sultan Banten Abunasar Abdul Qahar, putra Sultan Ageng Tirtayasa.

6. Pasar Rumput

Dulu, tempat ini merupakan tempat berkumpulnya para pedagang pribumi yang menjual rumput. Para pedagang rumput terpaksa mangkal dilokasi ini karena mereka tidak diperbolehkan masuk ke permukiman elit Menteng. Saat itu, sado adalah sarana transportasi bagi orang-orang kaya sehingga hampir sebagian besar penduduk menteng memelihara kuda.

7. Paal Meriam

Asal usul nama daerah yang berada di perempatan Matraman dengan Jatinegara ini berasal dari suatu peristiwa sejarah yang terjadi sekitar tahun 1813. Pada waktu itu pasukan artileri meriam Inggris yang akan menyerang Batavia, mengambil daerah itu untuk meletakan meriam yang sudah siap ditembakan. Peristiwa tersebut sangat mengesankan bagi masyarakat sekitar dan menyebut nama daerah ini paal meriam (tempat meriam disiapkan)

8. Cawang

Duku, ketika belanda berkuasa, ada seorang letnan Melayu yang mengabdi pada kompeni, bernama Ende Awang. Letnan ini bersama anak buahnya bermukim di kawasan yang tak jauh dari Jatinegara. Lama kelamaan sebutan Ence Awang berubah menjadi Cawang.

9. Pondok Gede

Sekitar Tahun1775, Lokasi ini merupakan lahan pertanian dan peternakan yang disebut dengan Onderneming. Di sana terdapat sebuah rumah yang sangat besar milik tuan tanah yang bernama Johannes Hoojiman. Karena merupakan satu-satunya bangunan besar yang ada di lokasi tersebut, banguna itu sangat terkenal. Masyarakat pribumi pun menjulukinya “Pondok Gede”

10. Condet Batu Ampar dan Balekambang

Pada jaman dahulu ada sepasang suami istri, namanya Pangeran Geger dan Nyai Polong, memiliki beberapa orang anak. Salah satu anaknya, perempuan, di beri nama Siti Maemunah, terkenal sangat cantik. Pangeran Astawana, anak pangeran Tenggara atau Tonggara asal Makassar pun tertarik melamarnya. Siti Maemunah meminta dibangunkan sebuah rumah dan tempat peristirahatan diatas empang, dekat kali Ciliwung yang harus selesai dalam satu malam. Permintaan itu disanggupi dan menurut legenda, esok harinya sudah tersedia rumah dan sebuah bale disebuah empang dipinggir kali ciliwung. Untuk menghubungkan rumah itu dengan kediaman keluarga pangeran Tenggara, dibuat jalan yang diampari (dilapisi) Batu. Demikian menurut cerita, tempat yang dilalui jalan yang diampari batu itu selanjutnya disebut batu ampar, dan bale (balai) peristirahatan yang seolah-olah mengambang di atas air itu disebut Balekambang.

11. Buncit

Dulunya di jalan buncit raya sekarang ada pedagang kelontong China berperut gendut (Buncit) yg terkenal.

12. Bangka

Dulunya disana banyak ditemukan mayat (bangke/bangkai) orang yg dibuang di kali krukut.

13. Cilandak

Konon di sana pernah ditemukan seekor landak raksasa

14. Tegal Parang

Di sana banyak ditemukan alang2 tinggi (tegalan) yg di potong dgn parang(golok).

15. Blok A/M/S

Dulunya sekitar situ tempat pembukaan perumahan baru yg ditandai dgn blok, mulai A-S. Sayang yg tersisa tinggal 3 blok doang.
16. Kampung Ambon

Berlokasi di Rawamangun, Jakarta Timur, nama Kampung Ambon sudah ada sejak tahun 1619. Pada waktu itu JP Coen sebagai Gubernur Jenderal VOC menghadapi persaingan dagang dengan Inggris. Untuk memperkuat angkatan perang VOC, Coen pergi ke Ambon lalu
merekrut masyarakat Ambon untuk dijadikan tentara. Pasukan dari Ambon yang dibawa Coen itu kemudian diberikan pemukiman di daerah Rawamangun, Jakarta Timur. Sejak itulah pemukiman tersebut dinamakan Kampung Ambon.

17. Sunda Kelapa

Sunda Kelapa merupakan sebutan sebuah pelabuhan di teluk Jakarta. Nama kelapa diambil dari berita yang terdapat dalam tulisan perjalanan Tome Pires pada tahun 1513 yang berjudul Suma Oriental. Dalam buku tersebut disebutkan bahwa nama pelabuhan itu adalah Kelapa. Karena pada waktu itu wilayah ini berada di bawah kekuasaan kerajaan Sunda maka kemudian pelabuhan ini disebut Sunda Kelapa.

18. Pasar Senen

Pasar Senen pertama kali dibangun oleh Justinus Vinck. Orang-orang Belanda menyebut pasar ini dengan sebutan Vinckpasser (pasar Vinck). Tetapi karena hari pada awalnya Vinckpasser dibuka hanya pada hari Senin, maka pasar itu disebut juga Pasar Senen (disesuaikan dengan kebiasaan orang-orang yang lebih sering menyebut Senen ketimbang Senin). Namun seiring kemajuan dan pasar Senen semakin ramai, maka sejak tahun l766 pasar ini pun buka pada hari-hari lain.

19. Taman Anggrek

Berawal dr keinginan bu Tien untuk mengambil kebon anggrek milik juragan tanah sunda bernama Rasman, yg dikenal orang-orang sekitar dgn nama H. Rasman karna dia memiliki tanah berhektar-hektar di Cipete. Jadi bu Tien mengambil bunga-bunga anggrek tersebut dengan niat membeli (tapi namun tidak dibayar) yg akhirnya di pindahkan ke daerah Jakarta Barat situh yang sekarang jadi Mall Taman Anggrek. Kemudian di pindahkan lagi ke yang sekarang semua orang ketahui ada di Taman Mini Indonesia Indah. Walaupun bunga-bunga anggreknya sudah tidak ada, namun Jl Kebon Anggrek masih ada jg sampe skrg. Lokasinya di Cipete (seberang SMA Cendrawasih)

20. Grogol

Grogol berasal dari bahasa Sunda (g a r o g o l) yang artinya perangkap terdiri dari tombak-tombak yang digunakan untuk menangkap hewan liar yang banyak terdapat di hutan. Nama Garogol dipasang sebagai nama sebuah desa di Limo Depok. Dahulu kawasan ini memang masih hutan liwang-liwung yang kata pak dalang “jalma mara-jalma mati” alias menyeramkan. Sudah barang tentu di kawasan ini banyak terdapat hewan liar dan buas sehingga penduduk setempat memburunya dengan memasang perangkap (garogol). Hewan yang masuk ke perangkap mirip ciptaan “geek” alias soldadu Vietnam dijamin akan mati tertembus ujung tombak yang menganga didasar lubang. Tapi belum jelas apakah jaman dulu ada keresahan masyarakat bahwa kambing mereka pada tewas karena darahnya dihisap oleh “mahluk misterius” yang sekarang kian marak di Depok. Konsekuensinya kali yang melewati desa ini juga dinamai kali Garogol. Penduduk Betawi yang main gampang saja, setiap ada desa dilalui kali ini langsung di beri stempel desa Grogol, kampung Grogol.

Repotnya pada peta keluaran tahun 1903, ada kampung bernama Grogol di kawasan Pal Merah. Dari Pal Merah, kali Grogol meliwati Taman Anggrek untuk menuju ke kawasan Pluit (jalan Latumeten) dan tiba pada satu daerah yang kini disebut Grogol- Negeri Tanah Tumpah Darah Anak Beta. Kalau yang memberi nama orang jaman sekarang bisa-bisa namanya “Grogol Perjuangan”. Pada 1928, sebagian Kali Grogol diuruk oleh Kumpeni. Pasalnya volume air yang mengalir di banding kapasitas kali sering tidak memadai. Dan ini bisa mengancam kehidupan kastil sehingga harus dialirkan keluar kawasan kastil. Pada 1950-an kawasan Grogol menjadi populer. Karena tercatat terlanggar banjir bandang yang merendam kelurahan ini. Untuk pengendalian banjir di bangun pula waduk Grogol yang letaknya di jalan dr. Semeru (Sumeru) sekarang ini. Di tengah waduk ada air muncrat yang memang agak indah tetapi meresahkan masyarakat.

Pasalnya air yang muncrat tadi kualitasnya kurang bagus sering ketika butiran air yang menjulang tinggi lalu di tiup angin pantai, maka banyak baju penduduk yang sedang dijemur tiba-tiba saja diberi tambahan noda kuning dan berbau got. Bertepatan dengan alat pompa yang sering ngadat, maka pemandangan air muncrat sudah nyaris tidak dipertunjukkan. Soal nama jalan juga unik. Nama jalan disini mengambil nama pahlawan seperti Latumeten, Sumeru, Mawardi, Susilo. Semeru adalah nama dari Dokter Sumeru salah satu tokoh pejuang bangsa Indonesia, disamping nama Dokter Mawardi, Dr. Susilo. Lalu lidah Jawa mulai mengubahnya menjadi Semeru dan seperti keahlian bangsa ini, nama inipun di utak-atik lagi sehingga menjadi suatu statement bahwa S(u)meru adalah nama Gunung. Nama dokter Mawardi cuma kepleset sedikit menjadi dr. Muwardi.


21. Utan Kayu

Dulunya memang berbentuk hutan di samping basis prajurit Mataram mau menyerang Batavia. Hutan ini sumber kayu dari perumahan-perumahan maupun perkampungan para pengepung batavia maupun benteng belanda jaman dulu. Saking lebatnya hutan ini yang disertai rawa-rawa kemudian saat pembangunan daerah ini, mulai disebut Hutan Kayu yang kemudian dipersingkat menjadi Utan Kayu. Sisa kejayaan dari hutan ini masih dirasakan hingga saat ini dimana kawasan ini masih cukup hijau dan sejuk meski bukan termasuk dalam kawasan mewah seperti halnya Menteng.

22. Rawamangun

Melanjutkan cerita mengenai Utan Kayu, hutan yang sangat lebat disertai yang didalamnya terdapat banyak rawa-rawa yang kemudian setelah masa perang dengan mataram selesai dan perluasan kota batavia, mulai diterabas untuk pembangunan wilayah perumahan. Struktur tanah yang sifatnya rawa-rawa asalnya, membuat banyak pembangunan yang menggunakan pondasi ekstra dalam untuk wilayah ini, dan seperti halnya sifat rawa-rawa yang selalu berada ditengah hutan dan mirip halnya daerah Utan Kayu, Rawamangun juga masih relatif lebih hijau.

23. Hek

Tempat yang terletak antara Kantor Kecamatan Kramatjati dan kantor Polisi Resor Kramatjati, sekitar persimpangan dari jalan Raya Bogor ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) terus ke Pondokgede, dikenal dengan nama Hek. Rupanya, nama tersebut berasal dari bahasa Belanda. Menurut Kamus Umum Bahasa Belanda – Indonesia (Wojowasito 1978:269), kata hek berarti pagar. Tetapi menurut Verklarend Handwoordenboek der Nederlandse Taal (Koenen- Endpols, 1946:388), kata hek dapat juga berarti pintu pagar (“..raam-of traliewerk…”). Dari seorang penduduk setempat yang sudah berumur lanjut, diperoleh keterangan, bahwa di tempat itu dahulu memang ada pintu pagar, terbuat dari kayu bulat, ujung – ujungnya diruncingkan, berengsel besi besar – besar, bercat hitam. Pintu itu digunakan sebagai jalan keluar – masuk kompleks peternakan sapi, yang sekelilingnya berpagar kayu bulat.

Kompleks peternakan sapi itu dewasa ini menjadi kompleks Pemadam Kebakaran dan Kompleks polisi Resort Keramatjati. Sampai tahun tujuh puluhan kompleks tersebut masih biasa disebut budreh, ucapan penduduk umum untuk kata boerderij, yang berarti kompleks pertanian dan atau peternakan. Kompleks peternakan tersebut merupakan salah satu bagian dari Tanah Partikelir Tanjoeng Oost, yang pada masa sebelum Perang Dunia Kedua terkenal akan hasil peternakannya, terutama susu segar untuk konsumsi orang – orang Belanda di Batavia.

(Sumber: De Haan 1935: Van Diesen 1989).

24. Jalan Cengkeh

Jalan Cengkeh terletak di Kota Tua Jakarta sebelah utara Kantor Pos, di samping sebelah timur Pasar Pisang. Dahulu jaman penjajahan Belanda, Jalan itu bernama Princenstraat, tetapi umum juga disebut Jalan Batutumbuh, mungkin karena disana terdapat batu bertulis. Kawasan sekitar batu prasasti Purnawarman, di Tugu juga biasa disebut Kampung Batutumbuh. Pada tahun 1918, di dekat tikungan Jalan Cengkeh ke Jalan Kalibesar Timur, yang waktu itu bernama Groenestraat, ditemukan batu bertulis peninggalan orang – orang Portugis, yang biasa disebut padrao. Padrao itu dipancangkan oleh orang – orang Portugis, menandai tempat akan dibangun sebuah benteng, sesuai dengan perjanjian yang dibuat antara Raja Sunda dengan perutusan Portugis yang dipimpin oleh Henriquez de Lemme, yang menurut Sukamto ditandatangani pada tanggal 21 Agustus 1522. Batu bertulis itu diberi ukiran berupa lencana. Raja Immanuel. Rupanya de Leme beserta rombongannya belum mengetahui bahwa raja Portugal tersebut telah meninggal tanggal 31 Desember 1521. Dalam perjanjian tersebut disepakati bahwa Portugis akan mendirikan benteng di Banten dan Kalapa. Untuk itu tiap kapal Portugis yang datang akan diberi muatan lada yang harus ditukar dengan barang – barang keperluan yang diminta oleh pihak Sunda.. Mulai saat benteng dibangun pihak Sunda akan menyerahkan 1.000 karung lada tiap tahun untuk ditukarkan dengan barang – barang yang dibutuhkan

(Sumber: Hageman 1867: Soekamto 1956: Danasasmita 1983)

25. Japat

Japat terletak di sebelah tenggara Pelabuhan Sunda Kalapa, termasuk wilayah Kelurahan Ancol Utara, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara. Nama kawasan tersebut berasal dari kata jaagpad. Ada yang mengatakan, kata jaagpad berarti “Jalan setapak yang biasa digunakan untuk berburu”. Katanya jaag, dari jagen, artinya “berburu” Pad, artinya “jalan setapak” padahal, kata jaagpad tidak ada sangkut pautnya dengan berburu, melainkan sebuah istilah dalam pelayaran perahu. Pada alur sungai atau terusan yang dangkal, perahu yang melaluinya baru dapat bergerak maju, kalo ditarik. Pada jaman Kompeni Belanda, bahkan beberapa dasawarsa sebelum pelabuhan Tanjungpriuk dibuat, kapal – kapal (layar) yang cukup besar bila berlabuh dipelabuhan Batavia, yang sekarang menjadi Pelabuhan Sunda Kalapa, tidak merapat seperti sekarang, melainkan biasa membuang sauh masih jauh dilaut lepas.

Pengangkutan orang dan barang dari kapal biasa dilakukan dengan perahu. Untuk mempermudah pendaratan, di sebelah rimur Pelabuhan Sunda Kalapa sekarang dibuat terusan khusus untuk perahu – perahu pendarat. Terutama di musim hujan, terusan tersebut biasa menjadi dangkal, dipenuhi lumpur dari darat bercampur pasir dari laut sehingga perahu kecil pun sulit melewatinya. Apalagi perahu besar, berlunas lebar, sarat muatan, agar bisa bergerak maju harus dihela beberapa kuda atau sejumlah orang yang berjalan di depan perahu, sebelah kiri dan kanan terusan. Terusan tersebut diuruk pada abad ke- 19, sehingga sekarang sulit untuk melacaknya. Yang tersisa hanya sebutannya jaagpad yang berubah menjadi japat, sebagai nama dari kawasan tersebut.

26. Jatinegara

Jatinegara dewasa ini menjadi nama sebuah Kecamatan. Kecamatan Jatinegara, Kotamadya Jakarta Timur, salah satu pusat Kota Jakarta yang multipusat itu. Nama Jatinehara baru muncul pada kawasan tersebut, sejak tahun 1942, yaitu pada awal masa pemerintahan pendudukan balatentara Jepang di Indonesia, sebagai pengganti nama Meester Cornelis yang berbau Belanda. Sebutan Meester Cornelis mulai muncul ke pentas sejarah Kota Jakarta pada pertengahan abad ke-17, dengan diberikannya izin pembukaan hutan dikawasan itu kepada Cornelis Senen adalah seorang guru agama Kristen, berasal dari Lontor, pulau Banda. Setelah tanah tumpah – darahnya dikuasai sepenuhnya oleh kompeni, pada tahun 1621 Senen mulai bermukim di Batavia, ditempatkan di kampung Bandan. Dengan tekun ia mempelajari agama Kristen sehingga kemudian mampu mengajarkannya kepada kaum sesukunya.

Dia dikenal mampu berkhotbah baik dalam bahasa Melayu maupun dalam bahasa Portugis (kreol) Sebagai guru, ia biasa dipanggil mester, yang berarti “tuan guru”. Hutan yang dibukanya juga dikenal dengan sebutan Mester Cornelis, yang oleh orang – orang pribumi biasa disingkat menjadi Mester. Bahkan sampai dewasa ini nama itu nampaknya masih umum digunakan oleh penduduk Jakarta, termasuk oleh para pengemudi angkot (angkutan kota). Kawasan hutan yang dibuka oleh Mester Cornelis Senen itu lambat laun berkembang menjadi satelit Kota Batavia. Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah oleh Pemerintah Hindia Belanda dibentuklah Pemerintahan Gemeente (kotapraja) Meester Cornelis, bersamaan dengan dibentuknya Gemeente Batavia. Kemudian, mulai tanggal 1 Januari 1936 Gemeente Meester Cornelis digabungkan dengan Gemeente Batavia.

Disamping kedudukannya sebagai gemeente, pada tahun 1924 Meester Cornelis dijadikan nama kabupaten, Kabupaten Meester Cornelis, yang terbagi menjadi 4 kewedanaan, yaitu Kewedanaan Meester Cornelis, Kebayoran, Bekasi, dan Cikarang (Kolonial Tidschrifft, Maart 1933:1). Pada jaman Jepang pemerintah pendudukan jepang, nama Meester Cornelis diganti menjadi Jatinegara, bersetatus sebagai sebuah Siku, setingkat kewedanaan, bersama – sama dengan Penjaringan, Manggabesar, Tanjungpriuk, Tanahabang, Gambir, dan Pasar Senen. Ketika secara administrative Jakarta ditetapkan sebagai Kotapraja Jakarta Raya, Jatinegara tidak lagi menjadi kewedanaan, karena kewedanaan dipindahkan ke Matraman, dengan sebutan Kewedanaan Matraman. Jatinegara menjadi salah satu wilayah Kecamatan Pulogadung, Kewedanaan Matraman

(The Liang Gie 1958:144)

27. Jatinegara Kaum

Jatinegara Kaum dewasa ini menjadi sebuah kelurahan, Kelurahan Jatinegara Kaum, Kecamatan Pulogadung, Kotamadya Jakarta Timur. Disebut Jatinegara Kaum, karena di sana terdapat kaum, dalam hal ini rupanya kata kaum diambil dari bahasa Sunda, yang berarti “tempat timggal penghulu agama beserta bawahannya” (Satjadibrata, 1949:149). Sampai tahun tigapuluh abad yang lalu, penduduk Jatinegara Kaum umumnya berbahasa Sunda (Tideman 1933:10). Dahulu Jatinegara Kaum merupakan bagian dari kawasan Jatinegara yang meliputi hamper seluruh wilayah Kecamatan Pulogadung sekarang. Bahkan di wilayah Kecamatan Cakung sekarang, terdapat sebuah kelurahan yang bernama Jatinegara, yaitu Kelurahan Jatinegara. Dari mana asal nama Jatinegara serta kapan kawasan tersebut bernama demikian, belum dapat dinyatakan dengan pasti.

Yang jelas nama kawasan tersebut baru disebut-sebut pada tahun 1665 dalam catatan harian (Dagh Register) Kastil Batavia, waktu diserahkan kepada Pangeran Purbaya beserta para pengikutnya. Pangeran Purbaya adalah salah seorang putra Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan Banten yang digulingkan dari tahtanya oleh putranya sendiri, Sultan Haji, dengan bantuan kompeni Belanda pada tahun 1682. Setelah tertawan, Pangeran Purbaya beserta saudara-saudaranya yang lain, seperti Pangeran Sake dan Pangeran Sangiang, ditempatkan di dalam benteng Batavia. Kemudian , ditugaskan untuk memimpin para pengikutnya, yang ditempatkan dibeberapa tempat, seperti Kebantenan, Jatinegara, Cikeas, Citeurep, Ciluwar, dan Cikalong. Orang-orang Banten yang bermukim di Jatinegara, awalnya dipimpin oleh Pangeran Sangiang. Karena dianggap terlibat dalam pemberontakan Kapten Jonker, kekuasaan Pangeran Sangiang di Jatinegara ditarik kembali, dan pada tahun 1680 diserahkan kepada Kiai Aria Surawinata, mantan bupati Sampora, kesultanan Banten (T.B.G. XXX:138) yang setelah menyerah kepada kompeni diangkat menjadi Letnan, di bawah Pangeran Sangiang.

Sampai tahun 1689.Surawinata masih bermukim di Luarbatang . Setelah Kiai Aria Surawinata wafat, berdasarkan putusan Pimpinan Kompeni Belanda di Batavia tertanggal 27 Oktober 1699, sebagai penggantinya adalah putranya, Mas Muhammad yang Panca wafat, sebagai penggantinya ditunjuk salah seorang putranya, Mas Ahmad. Pada waktu para bupati Kompeni diwajibkan untuk menanam kopi di wilayahnya masing – masing, penyerahan hasil pertanian itu dari tahun 1721 sampai dengan tahun 1723. tercatat atas nama Mas Panca. Baru pada tahun 1724 tercatat atas nama Mas Ahmad. Pada tahun 1740 rupanya Mas Ahmad masih menjadi bupati Jatinegara atas nama Mas Ahmad berjumlah 2.372,5 pikul, kurang lebih 14.650 kg.

28. Kebantenan

Kawasan Kebantenan, atau kebantenan, dewasa ini termasuk wilayah Kelurahan Semper Timur, Kecamatan Cilincing, Kotamadya Jakarta Utara. Dikenal dengan sebutan Kebantenan, karena kawasan itu sejak tahun 1685 dijadikan salah satu tempat pemukiman orang – orang Banten, dibawah pimpinan Pangeran Purbaya, salah seorang putra Sultan Ageng Tirtayasa. Tentang keberadaan orang – orang Banten dikawasan tersebut, sekilas dapat diterangkan sebagai berikut. Setelah Sultan Haji (Abu Nasir Abdul Qohar) mendapat bantuan kompeni yang antara lain melibatkan Kapten Jonker, Sultan Ageng Tirtayasa terdesak, sampai terpaksa meninggalkan Banten, bersama keluarga dan abdi – abdinya yang masih setia kepadanya.. Mereka berpencar, tetapi kemudian terpaksa mereka menyerahkan diri, Sultan Ageng di sekitar Ciampea, Pangeran Purbaya di Cikalong kepada Letnan Untung (Untung Surapati).

Di Batavia awalnya mereka ditempatkan didalam lingkungan benteng. Kemudian Pangeran Purbaya beserta keluarga dan abdi – abdinya diberi tempat pemukiman, yaitu di Kebantenan, Jatinegara, Condet, Citeureup, dan Cikalong. Karena dituduh terlibat dalam gerakan Kapten Jonker, Pangeran Purbaya dan adiknya. Pangeran Sake, pada tanggal 4 Mei 1716 diberangkatkan ke Srilangka, sebagai orang buangan.. Baru pada tahun 1730 kedua kakak beradik itu diizinkan kembali ke Batavia.. Pangeran Purbaya meninggal dunia di Batavia tanggal 18 Maret 1732. Perlu dikemukakan, bahwa disamping Kabantenan di Jakarta Utara itu, ada pula Kabantenan yang terletak antara Cikeas dengan Kali Sunter, sebelah tenggara Jatinegara, atau sebelah barat daya Kota Bekasi. Di salah satu rumah tempat kediaman Pangeran Purbaya yang berada di barat daya Bekasi itu ditemukan lima buah prasasti berhuruf Sunda kuno, peninggalan jaman kerajaan Sunda, yang ternyata dapat sedikit membuka tabir kegelapan sejarah Jawa Barat.

29. Kampung Ambon

Merupakan penyebutan nama tempat yang ada di Rawamangun, Jakarta Timur. Nama ini sudah ada sejak tahun 1619. Pada waktu itu JP. Coen sebagai Gubernur Jenderal VOC menghadapi persaingan dagang dengan Inggris. Untuk memperkuat angkatan perang VOC, Coen pergi ke Ambon mencari bantuan dengan menambah pasukan dari masyarakat Ambon. Pasukan Ambon yang dibawa Coen dimukimkan orang Ambon itu lalu kita kenal sebagai kampung Ambon, terletak di daerah Rawamangun, Jakarta Timur.

30. Kampung Bali

Di wilayah Propinsi DKI Jakarta terdapat beberapa kampung yang menyandang nama Kampung Bali, karena pada abad ketujuhbelas atau kedelapanbelas dijadikan pemukiman orang-orang Bali, yang masing-masing dipimpin kelompok etnisnya. Untuk membedakan satu sama lainnya, dewasa ini biasa dilengkapi dengan nama kawasan tertentu yang berdekatan, yang cukup banyak dikenal. Seperti Kampung Bali dekat Jatinegara yang dulu bernama Meester Corornelis, disebut Balimester, Kecamatan Jatinegara, Kotamadya Jakarta Timur. Balimester tercatat sebagai perkampungan orang-orang Bali sejak tahun 1667. Kampung Bali Krukut, terletak di sebelah barat Jalan Gajahmada sekarang yang dahulu bernama Molenvliet West. Di sebelah selatan, perkampungan itu berbatasan dengan tanah milik Gubernur Reineir de Klerk (1777 – 1780), dimana dibangun sebuah gedung peristirahatan, yang dewasa ini dijadikan Gedung Arsip Nasional. Kampung Bali Angke sekarang menjadi kelurahan Angke, Kecamatan Tambora Jakarta Barat.

Disana terdapat sebuah masjid tua, yang menurut prasasti yang terdapat di dalamnya, dibangun pada 25 Sya’ban 1174 atau 2 April 1761. Dihalaman depan masjid itu terdapat kuburan antara lain makam Pangeran Syarif Hamid dari Pontianak yang riwayat hidupnya ditulis di Koran Javabode tanggal 17 Juli 1858. Dewasa ini mesjid tersebut biasa disebut Masjid Al- Anwar atau Masjid Angke. Pada tahun 1709 di kawasan itu mulai pula bermukim orang – orang Bali di bawah pimpinan Gusti Ketut Badulu, yang pemukimannya berseberangan dengan pemukiman orang – orang Bugis di sebelah utara Bacherachtsgrach, atau Jalan Pangeran Tubagus Angke sekarang . Perkumpulan itu dahulu dikenal dengan sebutan Kampung Gusti (Bahan: De Haan 1935,(I), (II):Van Diesen 1989).

31. Kampung Bandan

Merupakan penyebutan nama Kampung yang berada dekat pelabuhan Sunda Kelapa atau masih dalam Kawasan Kota Lama Jakarta (Batavia) Berdasarkan informasi yang dapat dikumpulkan terdapat beberapa versi asal – usul nama Kampung Bandan.

1-Bandan berasal dari kata Banda yang berarti nama pulau yang ada di daerah Maluku. Kemungkinan besar pada masa lalu ( periode kota Batavia) daerah ini pernah dihuni oleh masyarakat yang berasal dari Banda. Penyebutan ini sangatlah lazim karena untuk kasus lain ada kemiripannya, seperti penyebutan nama kampung Cina disebut Pecinan. Tempat memungut pajak atau cukai (bea) disebut Pabean dan Pekojan sebagai perkampungan orang Koja (arab), dan lain – lain.

2-Banda berasal dari kata Banda ( bahasa Jawa) yang berarti ikatan Kata Banda dengan tambahan awalan di (dibanda) mempunyai arti pasif yaitu diikat. Hal ini dapat dihubungkan dengan adanya peristiwa yang sering dilihat masyarakat pada periode Jepang, yaitu pasukan Jepang membaw pemberontak dengan tangan terikat melewati kampung ini menuju Ancol untuk dilakukan eksekusi bagi pemberontak tersebut.

3-Banda merupakan perubahan ucapan dari kataPandan. Pada masa lalu di kampung ini banyak tumbuh pohon, sehingga masyarakat menyebutnya dengan nama Kampung Pandan.



ooOOoo







Labels: , , ,

posted by FerryHZ at 10:40 PM | Permalink | 1 comments
Tuesday, November 25, 2008
A Dialogue Between Strephon and Daphne


by Earl of Rochester


Stre: Prethy now fond foole give o're;
Since my heart is gon before
To what purpose should I stay?
Love Commands another Way.

Daph: Perjurd swaine I knew the time
When dissembling was your Crime:
In pitty now Imploy that art
Which first betrai'd to ease my heart.

Stre: Women can with pleasure faine;
Men disemble still with paine.
What Advantage will it prove
If I Lye who cannot Love?

Daph: Tell me then the reason why,
Love from hearts in Love does fly;
Why the Bird will build a Nest
Where he ne're intends to rest.

Stre: Love Like other Little boyes
Cryes for hearts as they for toyes
Which when gained in Childish play
Wantonly are throwne away.

Daph: Still on Wing or on his knee's
Love does nothing by degrees;
Basely flying when most priz'd,
Meanly fawning when despis'd,

Flatt'ring or Insulting Ever,
Generous and gratefull never;
All his Joyes are Fleeting dreames,
All his Woes severe Extreames.

Stre: Nymph unjustly you enveigh:
Love Like us must fate obey.
Since tis Natures Law to Change,
Constancy alone is strange.

See the Heav'ns in Lightnings breake,
Next in stormes of Thunder speake
Till a kinde Raine from above
Makes a Calme, soe tis in Love.

Flames begin our first addresse:
Like meeting Thunder wee embrace.
Then you know the showers that fall
Quench the fire and quiet all.

Daph: How should I these showers forget?
T'was soe pleasant to be Wett.
They kil'd Love I know it well:
I dy'd all the while they fell.

Say at Leastt what Nimph it is
Robs my brest of soe much bliss.
If she is faire I shall be easd:
Through my Ruine, you'l be pleas'd.

Stre: Daphne never was soe faire,
Strephon scarcely soe Sincere,
Gentle, Innocent and free,
Ever pleasd with only mee.

Many Charmes my heart enthrall
But there's one above 'em all:
With avertion she does fly
Tedious Trading constancy.

Daph: Cruell sheppard I submit:
Doe what Love and you thinke fitt.
Change is Fate and not designe—
Say you would have still bin mine.
Stre: Nymph I can not: tis too true
Change has greater Charmes than you.
Be by my Example Wise:
Faith to pleasure sacrifice.

Daph: Silly swaine I'le have you know
T'was my practice Long agoe:
Whilst you Vainely thought me true
I was falce in scorn of you.

By my teares my hearts disguise
I thy Love and thee despise.
Woman kinde more Joy discovers
Making Fooles then keeping Lovers.



Image from here



Labels: , , ,

posted by FerryHZ at 10:59 PM | Permalink | 0 comments
Thursday, November 20, 2008
Robert Arthur. Jr, penulis Trio Detektif
 

Begitu terkenalnya serial novel trio detektif dan kehadiran sang raja mister Alfred Hitchcock  membuat penulis aslinya terlupakan. Sebagian orang menyangka jika novel trio detektif adalah karya Alfred Hitchcock. Sebuah anggapan salah karena penulis sesungguhnya adalah Robert Arthur, Jr.

Robert Arthur, Jr  lahir pada tanggal 10 November 1909 di Corregidor, Filipina dan meninggal pada 2 Mei 1969 di Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat. Dia adalah seorang penulis cerita misteri yang terkenal melalui serial drama radio The Mysterious Traveler dan serial novel Trio Detektif. Selain sebagai penulis cerita misteri, dia juga bekerja dalam serial antologi televisi Alfred Hitchcock Presents.

Robert juga pernah di anugrahi dua Edgar Award untuk Drama Radio Terbaik oleh The Mystery Writers of America bersama rekan penulisnya David Kogan. Penghargaan pertama dia terima tahun 1950 untuk karyanya Murder by Experts dan di tahun 1953 untuk karyanya The Mysterious Traveler.Robert Arthur, Jr. meninggal dunia di Philadelphia pada tahun 1969.

Selain Robert Arthur, novel trio detektif juga di kerjakan oleh William Arden dan versi yang lebih baru dengan format yang lebih pendek dikerjakan oleh Mark Zhan.

 
Hasil kerja Robert Arthur, Jr.

Novel-novel "Alfred Hitchcock and the Three Investigators" yang ditulis oleh Robert Arthur, Jr.

  • The Secret of Terror Castle (1964) - Misteri Puri Setan
  • The Mystery of the Stuttering Parrot (1964) - Misteri Nuri Gagap
  • The Mystery of the Whispering Mummy (1965) - Misteri Bisikan Mumi
  • The Mystery of the Green Ghost (1965) - Misteri Hantu Hijau
  • The Mystery of the Vanishing Treasure (1966) - Misteri Kurcaci Ajaib
  • The Secret of Skeleton Island (1966) - Misteri Pulau Tengkorak
  • The Mystery of the Fiery Eye (1967) - Misteri Mata Berapi
  • The Mystery of the Silver Spider (1967) - Misteri Laba-Laba Perak
  • The Mystery of the Screaming Clock (1968) - Misteri Jeritan Jam
  • The Mystery of the Talking Skull (1969) - Misteri Tengkorak Berbicara

 
Koleksi Cerita Pendek yang ditulis oleh Robert Arthur, Jr.

  • Ghosts and More Ghosts (1963)
  • Mystery and More Mystery (1966)

 
Koleksi Cerita Pendek yang diedit oleh Robert Arthur, Jr.

  • Alfred Hitchcock's Haunted Houseful (1961)
  • Alfred Hitchcock's Ghostly Gallery (1962)
  • Alfred Hitchcock's Monster Museum (1965)
  • Alfred Hitchcock's Sinister Spies (1966)
  • Alfred Hitchcock's Spellbinders in Suspense (1967)
  •  Davy Jones Haunted Locker (1965)
  • Spies and More Spies (1967)
  • Thrillers and More Thrillers (1968)
  • Monster Mix (1968)

 
Alur cerita Televisi yang ditulis oleh Robert Arthur, Jr.

  • The Unforeseen (1960)
  • Matinee Theater (1955) (episode: "The Babylonian Heart")
  • Alfred Hitchcock Presents (selected episodes)

 

Download novel trio detektif

Versi bahasa Inggris dari novel trio detektif (termasuk versi terbaru) bisa di download gratis di sini:
http://www.threeinvestigatorsbooks.com/ZahnStories.html


ooOOoo



Dari berbagai sumber.

Image dari sini


 

Labels: , , , , ,

posted by FerryHZ at 9:57 PM | Permalink | 0 comments
Wednesday, November 19, 2008
Download karya-karya Leo Tolstoy

Pangeran Lev Nikolayevich Tolstoy dengarkan (bahasa Rusia: Лев Никола́евич Толсто́й; biasa disebut sebagai Leo Tolstoy) (9 September 1828 – 20 November 1910, N.S.; 28 Agustus 1828 – 7 November 1910, K.J.) adalah seorang sastrawan Rusia, pembaharu sosial, pasifis, anarkis Kristen, vegetarian, pemikiran moral dan seorang anggota berpengaruh dari keluarga Tolstoy.

Tolstoy secara luas dianggap sebagai salah seorang novelis yang terbesar, khususnya karena adi karyanya Perang dan Damai dan Anna Karenina. Dalam cakupan, luasnya, dan gambarannya yang realistik mengenai kehidupan Rusia, kedua buku ini berdiri pada puncak fiksi realistik. Sebagai seorang filsuf moral ia terkenal karena gagasan-gagasannya tentang perlawanan tanpa kekerasan melalui karyanya Kerajaan Allah ada di Dalam Dirimu, yang pada gilirannya mempengaruhi tokoh-tokoh abad ke-20 seperti Mahatma Gandhi dan Martin Luther King, Jr.


Artikel lengkap silakan baca di sini

Download karya-karya Leo Tolstoy.



Labels: , ,

posted by FerryHZ at 9:33 AM | Permalink | 0 comments
Monday, November 17, 2008
Dante Alighieri, penyair besar Italia

Dante Alighieri dianggap sebagai salah satu penyair yang paling berpengaruh pada dunia sastra dunia. Bahkan ketika karyanya mulai memasuki Amerika, terjadi konflik diantara para pelaku sastra Amerika. Ada dua kutub ketika itu, dan kutub yang sudah eksis memuja karya Shakespeare sebagai standart tertinggi sastra.
Sedikit artikel di bawah ini tentang Dante Alighieri.


==========================

Durante degli Alighieri, lebih dikenal dengan Dante, (1 Juni 1265 – 13/14 September 1321) adalah penyair dari Firenze, Italia. Karya terbesarnya, la Divina Commedia (The Divine Comedy), dianggap sebagai salah satu karya literatur terbesar di Eropa selama Zaman Pertengahan, dan merupakan dasar bahasa Italia modern. Dante Alighieri Society, didirikan di Italia pada 1889, melanjutkan upaya pengembangan budaya dan bahasa Italia ke seluruh dunia atas namanya.


Divina Commedia

Divina Commedia (Komedi Ketuhanan) adalah puisi wiracarita (puisi yang sangat panjang, seperti cerita) dalam sastra Italia yang ditulis oleh Dante Alighieri. Puisi ini dianggap sebagai salah satu karya terbesar dalam sastra dunia.

Puisi ini berisi mengenai perjalanan setelah kematian.

Karya-karya Dante Alighieri

  • Convivio
  • De vulgari eloquentia
  • Divine Comedy
  • Eclogues (Dante)
  • De Monarchia
  • Le Rime
  • La Vita Nuova


Dari berbagi sumber. Sebagian besarnya dari Wikipedia.


Labels: , , , ,

posted by FerryHZ at 6:40 PM | Permalink | 0 comments
Friday, November 14, 2008
Anton Pavlovich Chekhov, penulis besar Rusia


Selain Leo Tolstoy, Rusia melahirkan penulis besar lainnya yaitu Anton Pavlovich Chekhov. Anton Pavlovich Chekhov (Анто́н Па́влович Че́хов) (29 Januari 1860 – 15 Juli 1904) terkenal terutama karena cerpen-cerpen dan dramanya. Banyak dari cerpennya dianggap sebagai apotheosis dari bentuk sementara dramanya, meskipun hanya sedikit - dan hanya empat yang dianggap besar - mempunyai dampak yang besar dalam literatur dan pertunjukan drama.

Chekhov lebih dikenal di Rusia modern karena ratusan cerpennya, dan banyak di antaranya dianggap merupakan adikarya dalam bentuk karangan tersebut. Namun demikian drama-dramanya juga memberikan pengaruh yang mendalam terhadap drama abad ke-20. Dari Chekhov, banyak pengarang drama kontemporer belajar bagaimana memanfaatkan suasana hati, hal-hal yang kelihatannya tidak berarti dan inaksi (berdiam diri) untuk menyoroti psikologi batin para tokohnya. Keempat drama utama Chekhov - Burung Camar, Paman Vanya, Tiga Saudari, dan Kebun Ceri—seringkali ditampilkan kembali dalam pementasan-pementasan modern


Karya-karya


Drama

  • That Worthless Fellow Platonov (Platonov yang Tidak Berguna) (l.k.1881) - satu babak
  • On the Harmful Effects of Tobacco (Bahaya Racun Tembakau) (1886, 1902)
  • Ivanov (1887) - empat babak
  • The Bear (1888) – (Orang Kasar) komedi satu babak
  • The Proposal atau A Marriage Proposal (Pinangan) (l.k.1888-1889) - satu babak
  • The Wedding (1889) (Pesta Perkawinan) - satu babak
  • The Wood Demon (Hantu Kayu) (1889) – komedi empat babak
  • The Seagull (Burung Camar) (1896)
  • Uncle Vanya (Paman Vanya) (1899-1900) – berdasarkan The Wood Demon
  • Three Sisters (Tiga Saudari) (1901)
  • The Cherry Orchard (Kebun Ceri) (1904)

Non fiksi

  • Perjalanan ke Sakhalin (1895), termasuk: Pulau Saghalien [atau Sakhalin] (1891-1895) dan Melintasi Siberia
  • Surat-surat

Cerita pendek

Banyak dari cerita-cerita yang lebih awal ditulis dengan nama samaran "Antosha Chekhonte".

  • "Intrigues" (1879-1884) - sembilan cerita
  • "Late-Blooming Flowers" (1882)
  • "The Death of a Government Clerk" (1883) (difilmkan di Indonesia oleh Syuman Djaya dengan judul "Si Mamad")
  • "The Swedish Match" (1883)
  • "Lights" (1883-1888)
  • "Oysters" (1884)
  • "Perpetuum Mobile" (1884)
  • A Living Chronology (1885)
  • "Motley Stories" ("Pëstrye Rasskazy") (1886)
  • "Excellent People" (1886)
  • "Misery" (1886)
  • "The Princess" (1886)
  • "The Scholmaster" (1886)
  • "A Work of Art" (1886)
  • "Hydrophobia" (1886-1901)
  • "At Home" (1887)
  • "The Beggar" (1887)
  • "The Doctor" (1887)
  • "Enemies" (1887)
  • "The Examining Magistrate" (1887)
  • "Happiness" (1887)
  • "The Kiss" (1887)
  • "On Easter Eve" (1887)
  • "Typhus" (1887)
  • "Volodya" (1887)
  • "The Steppe" (1888) - memperoleh Penghargaan Pushkin
  • "An Attack of Nerves" (1888)
  • "An Awkward Business" (1888)
  • "The Beauties" (1888)
  • "The Swan Song" (1888)
  • "Sleepy" (1888)
  • "The Name-Day Party" (1888)
  • "A Boring Story" (1889)
  • "Gusev" (1890)
  • "The Horse Stealers" (1890)
  • "The Duel" (1891)
  • "Peasant Wives" (1891)
  • "Ward No 6" (1892)
  • "In Exile" (1892)
  • "The Grasshopper" (1892)
  • "Neighbours" (1892)
  • "Terror" (1892)
  • "My Wife" (1892)
  • "The Butterfly" (1892)
  • "The Two Volodyas" (1893)
  • "An Anonymous Story" (1893)
  • "The Black Monk" (1894)
  • "The Head Gardener's Story" (1894)
  • "Rothschild's Fiddle" (1894)
  • "The Student" (1894)
  • "The Teacher of Literature" (1894)
  • "A Woman's Kingdom" (1894)
  • "Three Years" (1895)
  • "Ariadne" (1895)
  • "Murder" (1895)
  • "The House with an Attic" (1896)
  • "My Life" (1896)
  • "Peasants" (1897)
  • "In the Cart" (1897)
  • "The Man in a Case", "Gooseberries", "About Love" - the 'Little Trilogy' (1898)
  • "Ionych" (1898)
  • "A Doctor's Visit" (1898)
  • "The New Villa" (1898)
  • "On Official Business" (1898)
  • "The Darling" (1899)
  • "The Lady with the Dog" (1899)
  • "At Christmas" (1899)
  • "In the Ravine" (1900)
  • "The Bishop" (1902)
  • "The Bet" (1889)
  • "Betrothed" atau "A Marriageable Girl" (1903)
  • "Agafya"
  • "The Pipe"
  • "The Lottery Ticket"
  • "Verochka"


Novel

  • The Shooting Party (1884-1885)

Labels: , , , , ,

posted by FerryHZ at 2:21 PM | Permalink | 0 comments
Thursday, November 13, 2008
Apakah Cerita pendek (Cerpen) itu?

Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis.

Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan singkat yang dengan cepat tiba pada tujuannya, dengan parallel pada tradisi penceritaan lisan. Dengan munculnya novel yang realistis, cerita pendek berkembang sebagai sebuah miniatur, dengan contoh-contoh dalam cerita-cerita karya E.T.A. Hoffmann dan Anton Chekhov.

Asal-usul

Cerita pendek berasal-mula pada tradisi penceritaan lisan yang menghasilkan kisah-kisah terkenal seperti Iliad dan Odyssey karya Homer. Kisah-kisah tersebut disampaikan dalam bentuk puisi yang berirama, dengan irama yang berfungsi sebagai alat untuk menolong orang untuk mengingat ceritanya. Bagian-bagian singkat dari kisah-kisah ini dipusatkan pada naratif-naratif individu yang dapat disampaikan pada satu kesempatan pendek. Keseluruhan kisahnya baru terlihat apabila keseluruhan bagian cerita tersebut telah disampaikan.

Fabel, yang umumnya berupa cerita rakyat dengan pesan-pesan moral di dalamnya, konon dianggap oleh sejarahwan Yunani Herodotus sebagai hasil temuan seorang budak Yunani yang bernama Aesop pada abad ke-6 SM (meskipun ada kisah-kisah lain yang berasal dari bangsa-bangsa lain yang dianggap berasal dari Aesop). Fabel-fabel kuno ini kini dikenal sebagai Fabel Aesop. Akan tetapi ada pula yang memberikan definisi lain terkait istilah Fabel. Fabel, dalam khazanah Sastra Indonesia seringkali, diartikan sebagai cerita tentang binatang. Cerita fabel yang populer misalnya Kisah Si Kancil, dan sebagainya.

Selanjutnya, jenis cerita berkembang meliputi sage, mite, dan legenda. Sage merupakan cerita kepahlawanan. Misalnya Joko Dolog. Mite lebih menyaran pada cerita yang terkait dengan kepercayaan masyarakat setempat tentang sesuatu. Contohnya Nyi Roro Kidul. Sedangkan legenda mengandung pengertian sebuah cerita mengenai asal usul terjadinya suatu tempat. Contoh Banyuwangi.

Bentuk kuno lainnya dari cerita pendek, yakni anekdot, populer pada masa Kekaisaran Romawi. Anekdot berfungsi seperti perumpamaan, sebuah cerita realistis yang singkat, yang mencakup satu pesan atau tujuan. Banyak dari anekdot Romawi yang bertahan belakangan dikumpulkan dalam Gesta Romanorum pada abad ke-13 atau 14. Anekdot tetap populer di Eropa hingga abad ke-18, ketika surat-surat anekdot berisi fiksi karya Sir Roger de Coverley diterbitkan.

Di Eropa, tradisi bercerita lisan mulai berkembang menjadi cerita-cerita tertulis pada awal abad ke-14, terutama sekali dengan terbitnya karya Geoffrey Chaucer Canterbury Tales dan karya Giovanni Boccaccio Decameron. Kedua buku ini disusun dari cerita-cerita pendek yang terpisah (yang merentang dari anekdot lucu ke fiksi sastra yang dikarang dengan baik), yang ditempatkan di dalam cerita naratif yang lebih besar (sebuah cerita kerangka), meskipun perangkat cerita kerangka tidak diadopsi oleh semua penulis. Pada akhir abad ke-16, sebagian dari cerita-cerita pendek yang paling populer di Eropa adalah "novella" kelam yang tragis karya Matteo Bandello (khususnya dalam terjemahan Perancisnya). Pada masa Renaisan, istilah novella digunakan untuk merujuk pada cerita-cerita pendek.

Pada pertengahan abad ke-17 di Perancis terjadi perkembangan novel pendek yang diperhalus, "nouvelle", oleh pengarang-pengarang seperti Madame de Lafayette. Pada 1690-an, dongeng-dongeng tradisional mulai diterbitkan (salah satu dari kumpulan yang paling terkenal adalah karya Charles Perrault). Munculnya terjemahan modern pertama Seribu Satu Malam karya Antoine Galland (dari 1704; terjemahan lainnya muncul pada 1710–12) menimbulkan pengaruh yang hebat terhadap cerita-cerita pendek Eropa karya Voltaire, Diderot dan lain-lainnya pada abad ke-18.

Cerita-cerita pendek modern

Cerita-cerita pendek modern muncul sebagai genrenya sendiri pada awal abad ke-19. Contoh-contoh awal dari kumpulan cerita pendek termasuk Dongeng-dongeng Grimm Bersaudara (1824–1826), Evenings on a Farm Near Dikanka (1831-1832) karya Nikolai Gogol, Tales of the Grotesque and Arabesque (1836), karya Edgar Allan Poe dan Twice Told Tales (1842) karya Nathaniel Hawthorne. Pada akhir abad ke-19, pertumbuhan majalah dan jurnal melahirkan permintaan pasar yang kuat akan fiksi pendek antara 3.000 hingga 15.000 kata panjangnya. Di antara cerita-cerita pendek terkenal yang muncul pada periode ini adalah "Kamar No. 6" karya Anton Chekhov.

Pada paruhan pertama abad ke-20, sejumlah majalah terkemuka, seperti The Atlantic Monthly, Scribner's, dan The Saturday Evening Post, semuanya menerbitkan cerita pendek dalam setiap terbitannya. Permintaan akan cerita-cerita pendek yang bermutu begitu besar, dan bayaran untuk cerita-cerita itu begitu tinggi, sehingga F. Scott Fitzgerald berulang-ulang menulis cerita pendek untuk melunasi berbagai utangnya.

Permintaan akan cerita-cerita pendek oleh majalah mencapai puncaknya pada pertengahan abad ke-20, ketika pada 1952 majalah Life menerbitkan long cerita pendek Ernest Hemingway yang panjang (atau novella) Lelaki Tua dan Laut. Terbitan yang memuat cerita ini laku 5.300.000 eksemplar hanya dalam dua hari.

Sejak itu, jumlah majalah komersial yang menerbitkan cerita-cerita pendek telah berkurang, meskipun beberapa majalah terkenal seperti The New Yorker terus memuatnya. Majalah sastra juga memberikan tempat kepada cerita-cerita pendek. Selain itu, cerita-cerita pendek belakangan ini telah menemukan napas baru lewat penerbitan online. Cerita pendek dapat ditemukan dalam majalah online, dalam kumpulan-kumpulan yang diorganisir menurut pengarangnya ataupun temanya, dan dalam blog.


Unsur dan ciri khas

Cerita pendek cenderung kurang kompleks dibandingkan dengan novel. Cerita pendek biasanya memusatkan perhatian pada satu kejadian, mempunyai satu plot, setting yang tunggal, jumlah tokoh yang terbatas, mencakup jangka waktu yang singkat.

Dalam bentuk-bentuk fiksi yang lebih panjang, ceritanya cenderung memuat unsur-unsur inti tertentu dari struktur dramatis: eksposisi (pengantar setting, situasi dan tokoh utamanya), komplikasi (peristiwa di dalam cerita yang memperkenalkan konflik dan tokoh utama); komplikasi (peristiwa di dalam cerita yang memperkenalkan konflik); aksi yang meningkat, krisis (saat yang menentukan bagi si tokoh utama dan komitmen mereka terhadap suatu langkah); klimaks (titik minat tertinggi dalam pengertian konflik dan titik cerita yang mengandung aksi terbanyak atau terpenting); penyelesaian (bagian cerita di mana konflik dipecahkan); dan moralnya.

Karena pendek, cerita-cerita pendek dapat memuat pola ini atau mungkin pula tidak. Sebagai contoh, cerita-cerita pendek modern hanya sesekali mengandung eksposisi. Yang lebih umum adalah awal yang mendadak, dengan cerita yang dimulai di tengah aksi. Seperti dalam cerita-cerita yang lebih panjang, plot dari cerita pendek juga mengandung klimaks, atau titik balik. Namun demikian, akhir dari banyak cerita pendek biasanya mendadak dan terbuka dan dapat mengandung (atau dapat pula tidak) pesan moral atau pelajaran praktis.

Seperti banyak bentuk seni manapun, ciri khas dari sebuath cerita pendek berbeda-beda menurut pengarangnya.

Ukuran

Menetapkan apa yang memisahkan cerita pendek dari format fiksi lainnya yang lebih panjang adalah sesuatu yang problematic. Sebuah definisi klasik dari cerita pendek ialah bahwa ia harus dapat dibaca dalam waktu sekali duduk (hal ini terutama sekali diajukan dalam esai Edgar Allan Poe "The Philosophy of Composition" pada 1846). Definisi-definisi lainnya menyebutkan baas panjang fiksi dari jumlah kata-katanya, yaitu 7.500 kata. Dalam penggunaan kontemporer, istilah cerita pendek umumnya merujuk kepada karya fiksi yang panjangnya tidak lebih dari 20.000 kata dan tidak kurang dari 1.000 kata.

Cerita yang pendeknya kurang dari 1.000 kata tergolong pada genre fiksi kilat (flash fiction). Fiksi yang melampuai batas maksimum parameter cerita pendek digolongkan ke dalam novelette, novella, atau novel.

Genre

Cerita pendek pada umumnya adalah suatu bentuk karangan fiksi, dan yang paling banyak diterbitkan adalah fiksi seperti fiksi ilmiah, fiksi horor, fiksi detektif, dll. Cerita pendek kini juga mencakup bentuk nonfiksi seperti catatan perjalanan, prosa liris dan varian-varian pasca modern serta non-fiksi seperti fikto-kritis atau jurnalisme baru.

Sumber artikel dari sini

Image 1 dari sini.

Image 2 dari sini

posted by FerryHZ at 9:45 PM | Permalink | 0 comments
Antonio Stradivari, maestro pembuat biola

Antonio Stradivari, pembuat biola Stradivarius yang legendaris, mungkin adalah pembuat biola paling terkenal. Dia diperkirakan lahir pada tahun 1644 di Cremona, Italy. Semasa kanak-kanak, dia magang pada Nicolo Amati sebelum mulai membuat biola sendiri di usia sebelas tahun.

Pada tahun 1666, Stradivari mulai berani menempelkan label namanya sendiri pada instrument buatannya, menggunakan nama latinnya: Stradivarius. Ketika berusia duapuluh tiga tahun, sekitar tahun 1667, dia menikahi seorang janda yang berusia empat tahun lebih tua. Mereka mengadopsi seorang anak lalu memiliki 6 anak sendiri. Istrinya meninggal tahun 1698 lalu Stradivari menikah lagi pada tahun 1699. Lalu dia di anugrahi empat orang anak lagi. Dua anak lelaki Stradivari, Fransesco dan Omobono, membantu ayahnya membuat biola.

Pada tahun 1684, Nicolo Amati meninggal lalu Stradivari merubah desain biolanya dengan memberikan warna oranye dengan tampilan yang lebih baik. Dia lalu membuka toko di sebelah toko milik Amati. Murid bernamanya bernama Giovanni Guadagnini yang ayahnya, Lorenzo, menjadi asisten Stradivari. Dia kemudian mendapatkan murid keduanya bernama Carlos Bergonzi.

Stradivari merubah lagi desain biolanya pada tahun 1690 menjadi lebih panjang, lebih datar dan dengan warna-warna yang lebih gelap. Stradivari masih belum puas lalu merubah lagi desainnya pada tahun 1700 dimana dia mulai menggunakan vernish berwarna coklat kemerahan. Periode emas Stradivari adalah antara tahun 1714 sampai 1720, ketika dia membuat instrumen-instrumen terbaiknya.

Antonio Stradivari meninggal pada 18 Desember 1737 di Cremona, Italy pada usia 93 tahun. Selama hidupnya, dia telah membuat setidaknya 1.116 macam instrument. Diantaranya adalah 100 celo, dua gitar, dan 600 biola. Saat ini, harga dari biola Stradivarius berkisar antara $25.000 sampai di atas $200.000.


posted by FerryHZ at 12:01 AM | Permalink | 0 comments
Tuesday, November 11, 2008
Bung Tomo pernah dipenjara Rezim Orde Baru

Sungguh ironis, Bung Tomo [1920-1981] yang secara heroik mampu mengobarkan semangat juang arek-arek Suroboyo dengan pekikan takbirnya baru diangkat sebagai pahlawan nasional pada 10 November 1945.

Karena ketegasan sikap dan prinsipnya, lugas dan apa adanya membuat hubungannya renggang dengan Soekarno dan Soeharto. Bahkan Bung Tomo sempat menginap di hotel prodeo [baca: penjara] selama setahun sejak1 tahun sejak 11 April 1978 ketika banyak mengkritik kebijakan Orde Baru.

Sikap tegas dan kritisnya tetap dibawa Bung Tomo sampai akhir hayatnya. Bung Tomo enggan dimakamkan di taman makam pahlawan karena makam tersebut dinilainya banyak diisi ‘pahlawan kesiangan’ [Kompas, 10 Nov 2007] . Bung Tomo meninggal saat menunaikan ibadah haji di Makkah al Mukarromah pada tanggal 7 Oktober 1981. Pada tahun 1982 jenazahnya dibawa pulang ke Indonseia dan dikebumikan di Ngagel, Surabaya.

Sumber dari sini, dengan penyesuaian.

posted by FerryHZ at 11:11 PM | Permalink | 0 comments
Sunday, November 9, 2008
Telur Fabergé; keindahan berbalut sejarah monarki Rusia

Keindahan telur paskah karya Peter Carl Fabergé memiliki keindahan berbalut eksotisme sejarah monarki Rusia. Banyak cerita, novel dan film yang menyebutkan keindahan telur paskah karya Peter Carl Fabergé dengan cerita-cerita keluarga kerajaan. Keindahan sejarah Rusia semakin indah dengan bumbu gemerlap telur paskahnya

Telur paskah yang pertama yang di kerjakan Faberge adalah untuk Tsar Alexander III pada tahun 1885. Setelah puas dengan karya Farberge, pengerjaan telur paskah monarki Rusia diserahkan padanya. Dia membuat sepuluh untuk Tsar Alexander III, yang kemudian memberikannya pada istrinya Maria Feodorovna sampai kematiannya di tahun 1894.

Lalu empatpuluh empat buah dia kerjakan untuk Tsar Nicholas II dari tahun 1895 sampai 1916 sebagai hadiah untuk sang ibunda dan istrinya Alexandra Feodorovna. Sehingga total telur paskah yang di klerjakan Faberge untuk monarki Rusia sebanyak 54 buah.

Di bawah ini adalah 4 buah telur paskah karya Peter Carl Fabergé untuk monarki Rusia.






posted by FerryHZ at 9:40 PM | Permalink | 0 comments
Friday, November 7, 2008
Jangan percaya pandangan pertama

1. Ilusi garis
Perhatikan baik-baik, tulisan LIFE tidaklah putus-putus seperti yang anda kira.



2. Di mana matahari?
Dimana bayangan? Dimana matahari? Perhatikan baik-baik lalu uraikan persepsi anda.



3. Karakter tersembunyi

Mudah untuk mengenali dua karakter pada gambar di bawah ini, tetapi tahukah anda ada sembilan karakter yang ada?

Coba cari dan hitung berapa lama waktu yang ada butuhkan....:-)




Dari berbagai sumber




posted by FerryHZ at 10:31 AM | Permalink | 0 comments
Thursday, November 6, 2008
Ilusi optik: di mana pikiran anda berada?

Garis pada kertas bersifat tetap, statis dan tidak berubah. Tetapi pikiran akan mengatur bagaimana garis-garis itu akan diartikan. Arti yang di tangkap oleh pikiran akan bergeser sesuai dengan pergeseran persepsi anda. Pergeseran persepsi kemungkinan disebabkan oleh pergeseran emosi anda.

Bagaimana jika keseluruhan dunia terlihat seperti ilusi optik? Bagaimana jika pikiran kita memiliki kekuatan untuk mengatur sensor data dengan banyak cara berbeda? Cara-cara yang kreatif?

Banyak orang yang memiliki kemampuan mengontrol pikiran. Ahli yoga mampu mengontrol rasa sakit atau panasnya api bahkan menghentikan detak jantung. Dengan latihan, pikiran memiliki kekuatan untuk mengatur kondisi ekstrim menjadi kondisi normal.

Jadi bagaimana anda akan mengatur dan mengarahkan hidup anda? Dengan kesedihan atau rasa senang? Dengan rasa benci atau rasa cinta? Dengan perseteruan atau perdamaian?

Pikiran memiliki kontrol untuk semuanya.

Gambar di bawah ini dapat menjadi ujian di bagian mana pikiran anda saat ini berada. Apakah anda melihat seorang gadis cantik atau nenek tua buruk rupa?



Jadi, dimana pikiran anda sekarang berada…..


posted by FerryHZ at 9:28 PM | Permalink | 0 comments
Sansekerta, bahasa yang sempurna


Bahasa Sanskerta adalah salah satu bahasa Indo-Eropa paling tua yang masih dikenal dan sejarahnya termasuk yang terpanjang. Bahasa yang bisa menandingi 'usia' bahasa ini dari rumpun bahasa Indo-Eropa hanya bahasa Hitit. Kata Sansekerta, dalam bahasa Sanskerta Sasktabhāsa artinya adalah bahasa yang sempurna. Maksudnya, lawan dari bahasa Prakerta, atau bahasa rakyat.

Bahasa Sanskerta merupakan sebuah bahasa klasik India, sebuah bahasa liturgis dalam agama Hindu, Buddhisme, dan Jainisme dan salah satu dari 23 bahasa resmi India. Bahasa ini juga memiliki status yang sama di Nepal.

Posisinya dalam kebudayaan Asia Selatan dan Asia Tenggara mirip dengan posisi bahasa Latin dan Yunani di Eropa. Bahasa Sanskerta berkembang menjadi banyak bahasa-bahasa modern di anakbenua India. Bahasa ini muncul dalam bentuk pra-klasik sebagai bahasa Weda. Yang terkandung dalam kitab Rgweda merupakan fase yang tertua dan paling arkhais. Teks ini ditarikhkan berasal dari kurang lebih 1700 SM dan bahasa Sanskerta Weda adalah bahasa Indo-Arya yang paling tua ditemui dan salah satu anggota rumpun bahasa Indo-Eropa yang tertua.

Khazanah sastra Sanskerta mencakup puisi yang memiliki sebuah tradisi yang kaya, drama dan juga teks-teks ilmiah, teknis, falsafi, dan agamis. Saat ini bahasa Sansekerta masih tetap dipakai secara luas sebagai sebuah bahasa seremonial pada upacara-upacara Hindu dalam bentuk stotra dan mantra. Bahasa Sanskerta yang diucapkan masih dipakai pada beberapa lembaga tradisional di India dan bahkan ada beberapa usaha untuk menghidupkan kembali bahasa Sanskerta.

Yang akan dibicarakan di artikel ini adalah bahasa Sanskerta Klasik seperti diulas pada tatabahasa Sansekerta karangan Panini, pada sekitar tahun 500 SM.

Sejarah

Kata sifat saskta- berarti "berbudaya". Bahasa yang dirujuk sebagai sasktā vāk "bahasa yang berbudaya" secara definisi sudah selalu merupakan bahasa yang "tinggi", dipakai untuk keperluan agama dan keperluan ilmiah serta bertentangan dengan bahasa yang dipakai oleh rakyat jelata. Bahasa ini juga disebut deva-bhāā yang artinya adalah "bahasa Dewata".

Tatabahasa bahasa Sanskerta tertua yang masih lestari ialah karangan Pāini dan berjudulkan Aṣṭādhyāyī ("Tatabahasa Delapan Bab") yang kurang lebih ditarikh berasal dari abad ke-5 SM. Tatabahasa ini terutama merupakan tatabahasa normatif atau preskriptif yang terutama mengatur cara pemakaian yang baku dan bukan deskriptif, meski tatabahasa ini juga memuat bagian-bagian deskriptif terutama mengenai bentuk-bentuk Weda yang sudah tidak dipakai lagi pada zaman Panini.

Bahasa Sanskerta termasuk cabang Indo-Arya dari rumpun bahasa Indo-Eropa. Bersama dengan bahasa Iran, bahasa Sanskerta termasuk rumpun bahasa Indo-Iran dan dengan ini bagian dari kelompok Satem bahasa-bahasa Indo-Eropa, yang juga mencakup cabang Balto-Slavik.

Ketika istilah bahasa Sanskerta muncul di India, bahasa ini tidaklah dipandang sebagai sebuah bahasa yang berbeda dari bahasa-bahasa lainnya, namun terutama sebagai bentuk halus atau berbudaya dalam berbicara. Pengetahuan akan bahasa Sanskerta merupakan sebuah penanda kelas social dan bahasa ini terutama diajarkan kepada anggota kasta-kasta tinggi, melalui analisis saksama para tatabahasawan Sanskerta seperti Pāini. Bahasa Sanskerta sebagai bahasa terpelajar di India berada di samping bahasa-bahasa Prakreta yang merupakan bahasa rakyat dan akhirnya berkembang menjadi bahasa-bahasa Indo-Arya modern (bahasa Hindi, bahasa Assam, bahasa Urdu, Bengali dan seterusnya). Kebanyakan bahasa Dravida dari India, meski merupakan bagian rumpun bahasa yang berbeda, mereka sangat dipengaruhi bahasa Sanskerta, terutama dalam bentuk kata-kata pinjaman.


Naskah Devimahatmya pada daun lontar menggunakan aksara Bhujimol awal, berasal dari Bihar atau Nepal, abad ke-11.


Bahasa Kannada, Telugu dan Malayalam memiliki jumlah kata pungut yang terbesar sementara bahasa Tamil memiliki yang terendah. Pengaruh bahasa Sansekerta pada bahasa-bahasa ini dikenali dengan wacana Tat Sama ("sama") dan Tat Bhava ("berakar"). Sementara itu bahasa Sansekerta sendiri juga mendapatkan pengaruh substratum bahasa Dravida sejak masa sangat awal.


Full article click here

posted by FerryHZ at 11:29 AM | Permalink | 0 comments
Wednesday, November 5, 2008
The Genesis of the Butterfly

by Victor Hugo




The dawn is smiling on the dew that covers

The tearful roses; lo, the little lovers

That kiss the buds, and all the flutterings

In jasmine bloom, and privet, of white wings,

That go and come, and fly, and peep and hide,

With muffled music, murmured far and wide.

Ah, the Spring time, when we think of all the lays

That dreamy lovers send to dreamy mays,

Of the fond hearts within a billet bound,

Of all the soft silk paper that pens wound,

The messages of love that mortals write

Filled with intoxication of delight,

Written in April and before the May time

Shredded and flown, playthings for the wind's playtime,

We dream that all white butterflies above,

Who seek through clouds or waters souls to love,

And leave their lady mistress in despair,

To flit to flowers, as kinder and more fair,

Are but torn love-letters, that through the skies

Flutter, and float, and change to butterflies


Image from here




posted by FerryHZ at 10:10 PM | Permalink | 0 comments
Epos Ramayana


Ramayana dari bahasa Sansekerta Rāmâyaa yang berasal dari kata Rāma dan Ayaa yang berarti "Perjalanan Rama", adalah sebuah cerita epos dari India yang digubah oleh Walmiki (Valmiki) atau Balmiki. Cerita epos lainnya adalah Mahabharata.

Ramayana terdapat pula dalam khazanah sastra Jawa dalam bentuk kakawin Ramayana, dan gubahan-gubahannya dalam bahasa Jawa Baru yang tidak semua berdasarkan kakawin ini.

Dalam bahasa Melayu didapati pula Hikayat Seri Rama yang isinya berbeda dengan kakawin Ramayana dalam bahasa Jawa kuna.

Di India dalam bahasa Sansekerta, Ramayana dibagi menjadi tujuh kitab atau kanda sebagai berikut:

  • Balakanda
  • Ayodhyakanda
  • Aranyakanda
  • Kiskindhakanda
  • Sundarakanda
  • Yuddhakanda
  • Uttarakanda


Banyak yang berpendapat bahwa kanda pertama dan ketujuh merupakan sisipan baru. Dalam bahasa Jawa Kuna, Uttarakanda didapati pula.


Cuplikan dari kakawin Ramayana


Hana sira Ratu dibya rēngőn, praçāsta ring rāt, musuhnira praata, jaya padhita, ringaji kabèh, Sang Daçaratha, nāma tā moli

Ada seorang Raja besar, dengarkanlah. Terkenal di dunia, musuh baginda semua tunduk. Cukup mahir akan segala filsafat agama, Prabu Dasarata gelar Sri Baginda, tiada bandingannya


Sira ta Triwikrama pita, pinaka bapa, Bhaāra Wiṣḥnu mangjanma inakaning bhuwana kabèh, yatra dōnira nimittaning janma

Beliau ayah Sang Triwikrama, maksudnya ayah Bhatara Wisnu yang sedang menjelma akan menyelamatkan dunia seluruhnya. Demikian tujuan Sang Hyang Wisnu menjelma menjadi manusia.


Hana rājya tulya kèndran, kakwèhan sang mahārddhika suçila, ringayodhyā subbhagêng rāt, yeka kadhatwannirang npati

Ada sebuah istana bagaikan surga, dipenuhi oleh orang-orang bijak serta luhur perbuatan, di Ayodhya-lah yang cukup terkenal di dunia, itulah istana Sri Baginda Prabu Dasarata


Malawas sirār papangguh, masneha lawan mahādewī, suraseng sanggama rinasan, alinggana cumabanā dinya

Sudah lama Sri Baginda menikah, saling mencintai dengan para permaisurinya, kenikmatan rasa pertemuan itu telah dapat dirasakan, bercumbu rayu dan sejenisnya


Mahyun ta sira maputra, mānaka wetnyar waēg rikang wiçaya, malawas tan pānakatah, mahyun ta sirā gawe yajña

Timbullah niat Sri Baginda agar berputra, agar berputra karena sudah puas bercinta, namun lama nian beliau tidak berputra, lalu beliau berniat mengadakan ritual


Sakalī kāraa ginawe, āwāhana len pratiṣṭa ānnidhya, Parameçwara hinangēnangēn, umungu ring kuṇḍa bahni maya

Semua perlengkapan upacara sudah dikerjakan, alat upacara pengundang serta tempat para Dewa sudah tersedia, Bhatara Çiwa yang dipuja-Pūja, agar berstana pd api suci itu


Çea mahārsī mamūjā, pūrnāhuti dibya pathya gandharasa, yata pinangan kinabehan, denira Dewi maharāja

Sisa sesaji yang dihaturkan oleh Sang Maha Pendeta, sesajen yang sempurna, santapan yang nikmat rasa serta baunya, itulah yang disantap oleh beliau, permaisuri Sri Baginda Raja


Ndata tīta kāla lunghā, mānak tā Sang Daçarathā sih, Sang Rāma nak matuha, i sira mahādewī Kauçalya

Demikianlah tidak diceritakan lagi selang waktu itu, para permaisuri kesayangan Prabu Dasarata melahirkan putera, Sang Rama putera yang sulung, dari permaisuri Dewi Kosalya


Sang Kekayi makānak, Sang Bharatya kyāti çakti dibya gua, Dewi sirang Sumitrā, Laksmaa Çatrughna putranira

Adapun putera Dewi Kekayi, Sang Bharata yang terkenal sakti mandraguna, sedangkan Dewi Sumitra, berputra Sang Lakshmana dan Sang Satrugna


Sang Rāma sira winarahan, ringastra de Sang Wasiṣṭa tar malawas, kalawan nantēnira tiga, prajñeng widya kabeh wihikan

Sang Rama diberi pelajaran tentang panah memanah oleh Bagawan Wasista dalam waktu tidak lama, beserta ketiga adik-adiknya, semuanya pintar cekatan tentang ilmu memanah


Main Source here

Image from here




posted by FerryHZ at 4:12 PM | Permalink | 0 comments