(function() { (function(){function b(g){this.t={};this.tick=function(h,m,f){var n=f!=void 0?f:(new Date).getTime();this.t[h]=[n,m];if(f==void 0)try{window.console.timeStamp("CSI/"+h)}catch(q){}};this.getStartTickTime=function(){return this.t.start[0]};this.tick("start",null,g)}var a;if(window.performance)var e=(a=window.performance.timing)&&a.responseStart;var p=e>0?new b(e):new b;window.jstiming={Timer:b,load:p};if(a){var c=a.navigationStart;c>0&&e>=c&&(window.jstiming.srt=e-c)}if(a){var d=window.jstiming.load; c>0&&e>=c&&(d.tick("_wtsrt",void 0,c),d.tick("wtsrt_","_wtsrt",e),d.tick("tbsd_","wtsrt_"))}try{a=null,window.chrome&&window.chrome.csi&&(a=Math.floor(window.chrome.csi().pageT),d&&c>0&&(d.tick("_tbnd",void 0,window.chrome.csi().startE),d.tick("tbnd_","_tbnd",c))),a==null&&window.gtbExternal&&(a=window.gtbExternal.pageT()),a==null&&window.external&&(a=window.external.pageT,d&&c>0&&(d.tick("_tbnd",void 0,window.external.startE),d.tick("tbnd_","_tbnd",c))),a&&(window.jstiming.pt=a)}catch(g){}})();window.tickAboveFold=function(b){var a=0;if(b.offsetParent){do a+=b.offsetTop;while(b=b.offsetParent)}b=a;b<=750&&window.jstiming.load.tick("aft")};var k=!1;function l(){k||(k=!0,window.jstiming.load.tick("firstScrollTime"))}window.addEventListener?window.addEventListener("scroll",l,!1):window.attachEvent("onscroll",l); })();

Friday, May 30, 2008
Tokoh-tokoh Besar Studi Alam Semesta

Studi tentang alam semesta dimulai dengan keterpesonaan disertai rasa takut manusia ketika melihat langit malam. Dengan semangat besar, para pengamat masa silam seperti Ptolemeus (hidup sekitar tahun 140 Sebelum Masehi/SM), Arkhimedes (287-212 SM), mulai meletakkan dasar astronomi. Lalu pada zaman pertengahan, tokoh seperti Nikolas Kopernikus (1473-1543) melancarkan revolusi dengan menyatakan Matahari dan bukan Bumi sebagai pusat tata surya yang diedari oleh Bumi dan planet lainnya. Bisa dikenang juga di sini astronom Jerman Johannes Kepler (1571-1630) yang menemukan bahwa orbit planet berbentuk elips, juga Galileo Galilei (1564-1642) yang meneguhkan pernyataan Kopernikus, dan Sir Isaac Newton (1642-1727) yang merumuskan hukum gravitasi.

Di atas penemuan dan teori mereka itulah para ahli generasi berikut di abad ke-20 mengembangkan pengetahuan mengenai alam semesta, baik di lapangan teoretik maupun pengamatan.

Albert Einstein (1879-1955) - Ahli fisika kelahiran Jerman pencetus Teori Relativitas (Khusus pada tahun 1905 dan Umum tahun 1916) yang merombak secara radikal pemikiran manusia tentang atom dan kosmos. Einstein dipandang sebagai satu- satunya jenius besar dalam ilmu pengetahuan karena wawasannya yang orisinal dan menantang. Teori Relativitas Khusus mengambrukkan anggapan bahwa waktu absolut yang bertahan dari sejak zaman Newton dan memperlihatkan bahwa semua waktu relatif. Dalam Teori Relativitas Umum ia memperlihatkan bahwa gravitasi, ruang, dan waktu saling berkaitan dalam alam semesta. Antara lain disebutkan, bahwa kehadiran materi mendistorsi dan melengkungkan ruang. Teorinya diuji dalam pengamatan, seperti halnya pembelokan cahaya oleh medan gravitasi pada saat terjadi gerhana matahari total tahun 1919, dan dinilai mampu menjelaskan kenyataan lebih baik dibandingkan teori Newton. Dalam kosmologi mula-mula ia menyatakan adanya konstanta yang menyarankan alam semesta harus memuai atau mengerut. Karena meragukan hasilnya sendiri, Einstein merombak teorinya agar alam semesta tetap statis.

Edwin Hubble (1899-1953) - Astronom Amerika, perintis alam semesta, memastikan dan menemukan galaksi di luar galaksi Bima Sakti di dekade 1920-an. Hubble pada satu titik mendapatkan alam semesta berupa bola langit berukuran jari-jari tiga juta tahun cahaya dan berisi 20 galaksi. Tetapi Hubble terus mengukur, dan ukuran alam semestanya pun bertambah besar, sampai akhirnya ia berhasil mengamati alam semesta berukuran satu milyar tahun cahaya. Hubble pernah mengatakan, jumlah galaksi di luar Bima Sakti adalah sebanyak bintang yang ada di dalamnya. Hubble juga menemukan, bahwa galaksi-galaksi menjauh dari Bumi.

Harlow Shapley (1885-1972) - Astronom Amerika, Direktur Observatorium Harvard, AS, antara tahun 1916-1918 memanfaatkan penemuan ahli Denmark Ejnar Hertzprung (untuk menetapkan jarak bintang dari kecerlangannya, yakni dengan menggunakan bintang Cepheid yang menjadi mercu suar di alam semesta) guna memetakan selubung Bima Sakti, dan kemudian menaksir ukurannya, serta menentukan arah dan jarak pusatnya. Shapley bisa disebut sebagai penyusun peta galaksi kita Bima Sakti.

Jocelyn Bell Burnell (1943- ) - Pada tahun 1967 di Laboratorium Astronomi Radio Mullard di Cambridge, Inggris, seorang mahasiswa pasca-sarjana yang waktu itu bernama Jocelyn Bell menemukan sinyal aneh tatkala melakukan pemeriksaan dalam gelombang radio di langit. Sinyal ini berdenyut setiap 1 1/3 detik. Mula-mula Bell dan rekan-rekannya menduga yang diperoleh adalah sinyal radio dari mahluk asing. Berikutnya, masih dalam tahun sama, kosmolog Inggris Thomas Gold menyatakan, bahwa sebuah 'pulsar' yang ditemukan Bell tadi adalah sebuah bintang netron yang berputar. Bintang netron sendiri adalah inti yang mengerut habis dari supernova atau ledakan bintang dahsyat, dan karena itu masuk akal kalau harus mencari bintang semacam itu di nebula (kabut) supernova. Berikutnya sebuah pulsar radio yang bertepatan dengan posisi sebuah bintang yang tampak secara visual ditemukan di pusat Nebula Kepiting, sisa supernova yang terlihat dari Bumi tahun 1054. Dengan penemuan itu, teori yang dikemukakan Thomas Gold pun berhasil dibuktikan. Kini ratusan pulsar sudah ditemukan, sementara supernovanya sendiri terus dijadikan rujukan dalam penelitian kosmologi akhir abad ke-20.

Roger Penrose (1931- ) dan Stephen Hawking (1942- ) - seperti dikemukakan Einstein, dalam kosmologi gravitasi, ruang dan waktu berkaitan erat. Melalui teori Einstein dapat ditarik konsekuensi, bahwa orang bisa mengembara dalam waktu, ke masa lalu misalnya. Kini ide semacam itu dikaitkan dengan kemajuan riset di bidang apa yang disebut sebagai "Lubang Hitam". Pengembaraan dilakukan melalui Lubang hitam dan muncul lagi di lawannya, lubang putih. Kalau Lubang Hitam membuat cahaya tak bisa lari, Lubang putih adalah tempat di mana materi dan energi tiba-tiba muncul.

Peneliti lubang hitam terkemuka adalah Roger Penrose dan Stephen Hawking. Penrose yang bekerja di Universitas Oxford, Inggris, adalah orang pertama yang menjelaskan horison peristiwa lubang hitam. Horison peristiwa adalah perbatasan wilayah dimana cahaya tidak bisa lolos lagi. Ia juga mengembangkan metode pemetaan ruang-waktu di sekeleiling lubang hitam, yang dinamai Diagram Penrose. Di tahun 1969, bersama Hawking, ia membuktikan adanya singularitas di pusat sebuah lubang hitam.

Sumber artikel: http://www.angkasa-online.com



posted by FerryHZ at 9:12 PM | Permalink |


0 Comments: