 Surabaya (ANTARA News) - Usia senja bagi Suparto Brata, penulis sastra Jawa asal Surabaya, tidak menjadi penghalang untuk terus berkarya.
Surabaya (ANTARA News) - Usia senja bagi Suparto Brata, penulis sastra Jawa asal Surabaya, tidak menjadi penghalang untuk terus berkarya. Suparto yang genap berusia 75 tahun pada Februari lalu, justru makin produktif. Sedikitnya 12 novel dan buku cerita anak ditulisnya selama 2007.
Kepada ANTARA di Surabaya, Minggu, Suparto menyatakan dari 12 buku yang sudah diterbitkan itu, tujuh berupa novel berbahasa Jawa, empat cerita rakyat untuk anak-anak berbahasa Jawa dan satu novel berbahasa Indonesia.
"Mungkin sampai akhir 2007 masih beberapa novel atau cerita anak berbahasa Jawa yang bisa saya terbitkan. Kebetulan saya kerjasama antara PPSJS (Paguyuban Pengarang Sastra Jawa) dengan PT Grasindo untuk menerbitkan cerita anak," katanya.
Menurut dia, buku-buku cerita anak itu diambil umumnya dari kisah-kisah yang ada di Jawa Timur dan Surabaya, seperti pertempuran 10 Nopember, Monumen Mayangkara dan cerita lainnya yang selama ini belum banyak diketahui oleh anak-anak.
"Untuk novel yang berbahasa Jawa, beberapa diantaranya juga berkaitan dengan sejarah. Ada yang satu buku berisi tiga novel yang berbeda. Ini saya meniru di Amerika. Saya memang berobsesi sastra Jawa menjadi bacaan dunia," katanya.
Karena itu ia tidak khawatir dengan satu buku berisi tiga novel yang sangat tebal sehingga harganya lebih mahal karena diharapkan buku itu laku untuk konsumsi masyarakat pecinta sastra di luar negeri.
"Makanya saya tidak memikirkan apakah novel yang tebal itu bisa terbeli oleh masyarakat Jawa atau tidak. Saya memikirkan, buku sastra Jawa harus mengikuti perkembangan dunia internasional atau sesuai standar internasional," katanya.
Menurut dia, proyek penulisan 60 judul buku cerita anak dari PPSJS itu sebetulnya bertentangan dengan gagasannya untuk menjadikan sastra Jawa sebagai bacaan dunia. Tapi ia mengalah karena proyek itu untuk kepentingan anak-anak.
Novel berbahasa Indonesia berjudul "Mahligai di Ufuk Timur", merupakan seri terakhir dari trilogi karya Suparto sebelumnya, yakni "Gadis Tangsi" dan "Kerajaan Raminem".
"Untuk trilogi itu bukunya tebal-tebal sekitar 500 halaman. Ini merupakan seri terakhir dari novel yang bercerita tentang gadis tangsi di jaman penjajahan Jepang," katanya. (*)
Sumber: http://www.antara.co.id/arc/2007/9/9/suparto-brata-hasilkan-12-novel-setahun/











 The Da Vinci Code adalah sebuah novel karangan Dan Brown seorang penulis Amerika dan diterbitkan pada 2003 oleh Doubleday Fiction (ISBN 0385504209). Buku ini adalah salah satu buku terlaris di dunia dengan 36 juta eksemplar (hingga Agustus 2005) dan telah diterjemahkan ke dalam 44 bahasa, termasuk Indonesia. Di Indonesia diterbitkan oleh penerbit Serambi Ilmu Semesta (ISBN 979335807) pada tahun 2004.
The Da Vinci Code adalah sebuah novel karangan Dan Brown seorang penulis Amerika dan diterbitkan pada 2003 oleh Doubleday Fiction (ISBN 0385504209). Buku ini adalah salah satu buku terlaris di dunia dengan 36 juta eksemplar (hingga Agustus 2005) dan telah diterjemahkan ke dalam 44 bahasa, termasuk Indonesia. Di Indonesia diterbitkan oleh penerbit Serambi Ilmu Semesta (ISBN 979335807) pada tahun 2004. Buku ini menceritakan usaha Robert Langdon, Profesor "Simbologi Agama" di Universitas Harvard, untuk memecahkan misteri pembunuhan kurator terkenal Jacques Saunière (lihat Bérenger Saunière) dari Museum Louvre di Paris. Judul pada novel merujuk, di antaranya, fakta bahwa mayat Saunière ditemukan telanjang di dalam Louvre dan posisi seperti gambar terkenal Leonardo da Vinci, Vitruvian Man, dengan suatu pesan acak (cryptic) yang tertulis di samping tubuhnya dan sebuah Pentagram tergambar di perutnya dengan darahnya sendiri. Interpretasi dari pesan tersembunyi dalam karya terkenal Leonardo, termasuk Mona Lisa dan Perjamuan Terakhir, menjadi figur menyolok dalam pemecahan misteri ini.
Buku ini menceritakan usaha Robert Langdon, Profesor "Simbologi Agama" di Universitas Harvard, untuk memecahkan misteri pembunuhan kurator terkenal Jacques Saunière (lihat Bérenger Saunière) dari Museum Louvre di Paris. Judul pada novel merujuk, di antaranya, fakta bahwa mayat Saunière ditemukan telanjang di dalam Louvre dan posisi seperti gambar terkenal Leonardo da Vinci, Vitruvian Man, dengan suatu pesan acak (cryptic) yang tertulis di samping tubuhnya dan sebuah Pentagram tergambar di perutnya dengan darahnya sendiri. Interpretasi dari pesan tersembunyi dalam karya terkenal Leonardo, termasuk Mona Lisa dan Perjamuan Terakhir, menjadi figur menyolok dalam pemecahan misteri ini.
