Nadine Gordimer (lahir tahun 1923) adalah novelis dan cerpenis asal Afrika Selatan yang menerima penghargaan Nobel Sastra pada tahun 1991. Kebanyakan karya Nadine berhubungan dengan tema-tema moral dan psikologis negaranya yang terpecah oleh rasisme. Ia juga pendiri organisasi Congress of South African Writers. Bahkan saat rezim apartheid sedang dalam masa puncak, ia tak pernah meninggalkan negerinya.
Nadine Gordimer dilahirkan di sebuah keluarga kaya di daerah Springs, Transvaal, sebuah
Sering dikurung di dalam rumah oleh ibunya yang selalu membayangkan bahwa ia memiliki kelainan jantung, Gordimer mulai menulis ketika berusia sembilan tahun. Cerpen pertamanya, "Come Again Tomorrow" sudah dimuat di halaman anak-anak majalah Forum ketika ia berusia
empat belas tahun. Umur dua puluh, karya-karya Gordimer sudah banyak dipublikasikan di banyak majalah setempat. Tahun 1951, The New Yorker menerima salah satunya dan sejak itu menjadi penerbit karya-karyanya.
Dalam kumpulan cerpen pertamanya "Face to Face" (1949), yang sering tidak tercantum dalam biografi-biografi tentangnya, Gordimer mengungkapkan akibat psikologis dari politik diskriminasi yang terjadi di negaranya.
Novel "The Lying Days" (1953) kebanyakan ditulis berdasarkan pengalaman hidupnya sendiri. Di situ, ditampilkan tokoh seorang gadis kulit putih bernama Helen yang dari waktu ke waktu semakin mengalami ketidakpuasan terhadap kehidupan masyarakat sebuah
"Occasion for Loving" memberi tekanan pada "barisan kata dalam sebuah buku peraturan", yakni hukum rasis negara Afrika Selatan yang kejam. Ceritanya adalah mengenai cinta terlarang antara seorang pria kulit hitam dan wanita kulit putih yang berakhir dengan pahit. Tokoh-tokohnya meliputi Ann Davis yang menikahi seorang pria Yahudi bernama Boaz Davis, seorang peneliti yang penuh dedikasi, yang bepergian ke seluruh negeri dalam rangka meneliti musik Afrika. Gideon Shibalo, seorang pelukis berbakat, seorang kulit hitam, yang sudah menikah meski juga memiliki beberapa hubungan rahasia.
Gordimer mendapatkan pengakuan dari dunia internasional berkat cerpen dan novel-novelnya. "The Conversationist" (1974) membandingkan dunia kaum industrialis kulit putih yang kaya raya dengan tradisi dan mitologi bangsa Zulu. "Burger’s Daughter" (1979) ditulis selama masa kebangkitan
Kumpulan cerpen Gordimer di masa-masa awal di antaranya termasuk "Six Feet of the Country" (1956), "Not for Publication" (1965), dan "Livingstone’s Companions" (1971). Fakta sejarah tentang rakyat yang dipisahkan akibat rasisme juga adalah dasar penting dalam cerpen- cerpennya. Dalam cerpen Oral History di buku "A Soldiers Embrace" (1980), tokoh kepala desa memperoleh jabatannya berdasar hasil pilihan kubu penindas. Setelah desanya dimusnahkan, ia pun bunuh diri. Gordimer dengan tenang mengkaji tindakan tokoh protagonisnya, menghubungkan kejadian tragis tersebut dengan tradisi panjang dari peraturan kolonial. Dengan mengambil latar belakang perang kemerdekaan di
Sejak 1948, Gordimer tinggal di
"Karya fiksi terakhirnya menunjukkan sebuah kesiapan menyambut dan menghadapi jalan dan cara pandang dunia yang baru," tulis sastrawan J.M. Coetzee saat mengomentarinya di The
Diterjemahkan dan disunting dari:
Judul asli : Nadine Gordimer (1923-)
Tahun terbit : 2003
Situs : http://www.kirjasto.sci.fi/gordimer.htm