Telepon dari seorang teman dan obrolan panjang sabtu sore kemarin benar-benar menjadi bahan renungan. Obrolan-obrolan kecil berubah menjadi sentilan-sentilan. Lalu retorika berubah menjadi pertanyaan yang harus di jawab.
Semuanya berujung pada pertanyaan tentang target. Target jangka pendek dan jangka panjang yang telah kita tetapkan di awal tahun. Aku jadi berpikir ke belakang. Banyaknya target-target dan kesempatan-kesempatan bagus yang beberapa diantaranya terlewat. Sebagian besarnya memang terlewat.
Lalu aku menengok kembali catatan bulanan (aku biasa printing daftar kerja hari ini selama sebulan) dan lumayan kaget ketika membandingkannya dengan produktifitas tahun lalu. Tahun kemarin, 2 buku buku sebulan sanggup aku selesaikan.
Salah satu naskah novel yang terbengkalai dan aku targetkan selesai akhir Januari masih terlantar. Ide-ide buku baru masih terkemas rapi di daftar ide. Beberapa memang sudah lebih berkembang menjadi kerangka-kerangka siap garap tetapi masih sebatas itu.
Lalu datang tawaran dari salah satu rekan MP. Sebuah kehormatan luar biasa sekaligus tantangan besar. Sebuah enerji besar tentu harus dipersiapkan. Dan itu menjadi katalis untuk segera berbenah.
Buat sebuah pertemanan, sekali lagi terimakasih. Dalam bentuk apapun, nyata atau maya, teman adalah teman…….