Segitiga Bermuda, terletak di bagian barat lautan Atlantik, menjadi tempat misterius yang di takuti karena cerita dan fakta tentang kecelakaan misterius yang terjadi di lokasi tersebut. Di kenal juga sebagai segitiga setan, segitigha bermuda memiliki luas tak kurang dari 1,140,000 sq km ( 440,000 sq mi) di antara kepulauan Bermuda, pantai selatan Florida, dan Puerto Rico.
Segitiga bermuda, berlokasi di antara kepulauan bermuda, teluk
Reputasi misterius segitiga bermuda mungkin bisa di telusuri dari laporan yang di buat pada akhir abad 15 oleh navigator Christopher Columbus mengenai lautan Sargasso, di mana rumput laut yang mengambang di anggap sebagai hal yang aneh, menakutkan dan berbahaya bagi pelaut saat itu. Catatan lainnya yang terjadi pada pertengahan abad 19, ketika di laporkan adanya kejadian kapal yang hilang secara misterius dan di temukannya kapal-kapal dalam keadaan kosong karena para awaknya menghilang secara misterius. Kecelakaan kapal milik Amerika Serikat tercatat terjadi di lokasi tersebut pada bulan Maret 1918, ketika USS Cyclops hilang secara misterius.
Insiden selanjutnya yang semakin memperkuat reputasi segitiga bermuda terjadi pada bulan Desember 1945 ketika Flight 19, sebuah skuadron pesawat latih Amerika yang terdiri dari lima pesawat pembom bertorpedo hilang. Skuadron tersebut meninggalkan Fort Lauderdale, Florida, membawa 14 awak dan di hilang setelah sempat berusaha mengadakan kontak yang terputus-putus. Lalu sebuah pesawat yang di kirim untuk mencari skuadron tersebut juga hilang.
Pesawat yang hilang di area tersebut semenjak insiden pertama adalah sebuah DC-3 yang mengangkut 27 penumpang di tahun 1948 dan sebuah C-124 Globemaster yang mengangkut 53 penumpang di tahun 1951. Sementara kapal laut yang lenyap tercatat sebuah kapal tanker Marine Sulphur Queen, yang menghilang bersama 39 awaknya di tahun 1963.
Buku, artikel dan stasiun televisi melakukan penyelidikan di segitiga bermuda setelah kejadian-kejadian tersebut. Pada kasus menghilangnya pesawat dan kapal laut, cuaca biasanya sedang cerah dan terjadi pada siang hari. Menghilangnya benda-benda tersebut di tandai dengan putusnya kontak radio, dan kapal menghilang tanpa jejak.
Beberapa teori mengatakan bahwa kejadian tersebut di sebabkan oleh kecerobohan atau buruknya informasi pada kapal atau pesawat terbang. Sebagai contoh pada kasus Flight 19, komandan skuadron tersebut adalah komandan dengan pengalaman yang minim, adanya kerusakan pada kompas, kesalahan skuadron untuk mengikuti perintah dan pesawat tempur yang di gunakan beroperasi pada kondisi yang jelek di tambah dengan persediaan bahan bakar yang sedikit.
Teori lain mengatakan bahwa kejadian-kejadian tersebut di sebabkan oleh kekuatan alam yang belum bisa di jelaskan oleh ilmu pengetahuan yang di sebut “hole in the sky,” atau lubang dilangit. Bahkan beberapa teori lain secara ekstrim menyebutkan tentang adanya komponen kimia yang tidak biasa di perairan tersebutatau karena perbuatan makhluk luar angkasa.
Penjelasan yang mungkin paling masuk akal adalah ; bahwa segitiga bermuda merupakan pertemuan dua lautan besar (Atlantik dan Pasifik), sehingga menghasilkan sebuah pusaran raksasa yang berakibat adanya