Mantan gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin dan tokoh perempuan Indonesia, SK Trimurti meninggal dunia hari Selasa (20/5).
Keduanya meninggal di saat Indonesia memperingati hari Kebangkitan Nasional yang ke-100.
Ali Sadikin yang juga terlibat dalam Kelompok Petisi 50 meninggal dunia di Rumah Sakit Gleneagles di Singapura.
Sedangkan SK Trimurti meninggal di Rumah Sakit Angkatan Darat di Jakarta.
Ali Sadikin meninggal setelah sebulan dirawat di Singapura, dan meninggal karena berbagai komplikasi penyakit yang dideritanya. Trimurti meninggal karena usia tua.
Ali Sadikin dilahirkan di Sumedang, Jawa Barat, 7 Juli 1927. Setelah menamatkan pendidikan angkatan laut di Semarang, Ali Sadikin pernah mengikuti kursus angkatan laut di Amerika Serikat.
Karir yang membuatnya terkenal di Indonesia adalah ketika dia menjadi Gubernur DKI Jakarta dari tahun 1966 sampai tahun 1977.
Dalam buku Apa Siapa terbitan Majalah Tempo, Ali Sadikin dipandang berjasa ketika memimpin ibukota negara tersebut.
"Ali Sadikin telah meletakkan dasar tertib pemerintahan yang sebelumnya tidak ada." demikian tulis majalah Tempo.
Bang Ali, demikian dia biasanya disapa, juga memelopori adanya badan perencanaan pembangunan daerah. Dia membentuk Badan Perencanaan Pembangunan sejak 19 Juni 1968.
Setelah berhenti menjadi Gubernur, Ali Sadikin pernah menjadi Ketua Umum PSSI, namun kemudian bersama-sama beberapa tokoh politik menerbitkan petisi mengkritik pemerintahan Presiden Soeharto ketika itu di tahun 1978 yang kemudian dikenal sebagai Petisi 50.
Sejak itu, dia dikucilkan dari kehidupan politik dan kemasyarakatan, sampai Suharto mundur di tahun 1978.
SK Trimurti
Surastri Karma Trimurti dilahirkan di Sawahan, Boyolali, 11 Mei 1912.Di masa mudanya pernah menjadi wartawan di beberapa media massa, Trimurti lebih banyak dikenal sebagai tokoh politik.
Dia tercatat sebagai pendiri Gerakan Wanita Indonesia Sedar (Gerwis) di tahun 1950, dan pernah menjadi Menteri Perburuhan Indonesia di jaman peralihan di tahun 1947-1948.
Trimurti menikahi Sayuti Melik, seorang perintis kemerdekaan, namun bercerai di tahun 1969.
Sumber:
http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2008/05/080520_alisadikin.shtml