Selama 30 tahun ia telah menulis sedikitnya 120 karya. Bila tiap jilid dibaca 25 orang, maka tiap edisinya kira-kira dibaca oleh 1,6 juta orang. Meski menulis cerita-cerita silat Tionghoa, penulis yang produktif ini tidak bisa membaca dan menulis dalam bahasa Mandarin. Ia banyak mendapat inspirasi dari film-film silat Hong Kong dan
Karena ia tidak bisa berbahasa Mandarin, banyak fakta historis dan geografis Tiongkok dalam ceritanya tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Namun ini bukan suatu halangan bagi pembaca novel Kho Ping Hoo yang memang sebagian besar tidak pernah sampai ke daratan Tiongkok itu.
Selain karya-karya yang termuat dibawah ini, masih terdapat banyak karya-karya Asmaraman S. Kho Ping Hoo yang merupakan karangan-karangan lepas (satu judul/kisah tamat) baik berlatar belakang Tionghoa maupun Jawa. Bahkan terdapat serial Pecut Sakti Bajrakirana dan serial Badai Laut Selatan yang berlatarbelakang masa Mataram Islam dan zaman Airlangga.
Beberapa sinetron yang ditayangkan televisi
Karya Kho Ping Hoo, terutama cersil nya, mempunyai arti penting di hati para pembaca di
Walaupun banyak fakta sejarah dan letak tempat Tiongkok dalam ceritanya yang tidak sesuai dengan kenyataan. Cerita Silat Kho Ping Hoo tetap berkesan mendalam bahkan memjadi pembentuk watak bagi jutaan penggemarnya. Karyanya membangkitkan rasa ingin tahu dan keinginan untuk belajar lebih banyak tentang Tiongkok atau
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Kho_Ping_Hoo