Titik satu membentuk seribu Indah inai rajah dari ujung jarimu Memula dari ujung kaki, mengalir saput arti hakiki Memuara pada cantiknya dahi, penanda janji pengikat diri
Duhai indah inai pembentuk rajah, kekal rasa pendatang buncah Saripati kuncup bunga pacar, memancar mantra penolak ingkar
Inilah surga terjanji Siratan makna di biru hena Tentang sehidup semati Pencerita yang jatuh cinta
Pada hena, si wanita memantab rasa Pada Inai, si lelaki menetap hati
Rajah yang seringkali digunakan oleh wanita Arab pada upacara tertentu menggunakan Henna hitam (Indigofera tinctoria) dan Inai (daun pacar.)
Dalam rangka melestarikan pantun dan menggerakkan kebiasaan menulis dan menciptakan pantun, kami membuka lomba Cipta Pantun Bahaya Alkohol.
Syarat dan ketentuannya: 1.Peserta tanpa batasan usia, warga negara RI dan berdomisili di dalam negeri.
2. Peserta hanya boleh mengirimkan satu pantun asli ciptaannya sendiri, dikirim melalui email ke tatia41@gmail. com beserta nama dan alamat lengkap disertai nomor telepon yang dapat dihubungi.
3. Memberikan jawaban atas pertanyaan di bawah ini:
a.Pada halaman berapakah di dalam buku Bahaya Alkohol dan Cara Mencegah Kecanduannya ditemukan gambar wajah anak Fetal Alcohol Syndrome? b.Ada berapa metode cara mengatasi dan mencegah kecanduan alkohol yang dibahas dalam buku ini?
4. Naskah pantun diterima paling lambat tanggal 27 Pebruari 2010. Nama pemenang dan pantunnya akan diumumkan melalui milis dan blog buku Bahaya Alkohol pada tanggal 1 Maret 2010.
5. Hadiah pertama uang sejumlah Rp250.000.- dan tas BOJA Bags, hadiah kedua uang sejumlah Rp150.000.- dan tas BOJA Bags, hadiah ketiga uang Rp100.000.-( seratus ribu rupiah)dan tas BOJA Bags (www.trulyjava.com). Hadiah hiburan pemenang ke-4 hingga ke-10 berupa martabak bolu Golden Bell (www.martabakbolu. com)
Selamat mencipta pantun.
Sponsored by www.trulyjava.com dan www.martabakbolu.com
Hadiah martabak bolu bagi 10 pemenang.
Hadiah tas-tas yang akan diberikan ke para pemenang.
Gurindam 12 merupakan puisi karya Raja Ali Haji, seorang sastrawan dan Pahlawan Nasional dari Pulau Penyengat, Provinsi Kepulauan Riau. Puisi ini berisi nasehat-nasehat kehidupan dan terkemas dengan keindahan kata-kata yang luar biasa. Ketika putri Engku Hamidah meninggal, gurindam 12 pasal pertama dan kedua ditatahkan pada marmer di dinding makamnya. Pulau Penyengat adalah pulau yang diberikan pada sang putri sebagai mas kawin.
---===---
Gurindam I Ini gurindam pasal yang pertama
Barang siapa tiada memegang agama, sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama. Barang siapa mengenal yang empat, maka ia itulah orang ma'rifat Barang siapa mengenal Allah, suruh dan tegahnya tiada ia menyalah. Barang siapa mengenal diri, maka telah mengenal akan Tuhan yang bahari. Barang siapa mengenal dunia, tahulah ia barang yang terpedaya. Barang siapa mengenal akhirat, tahulah ia dunia melarat.
Gurindam II Ini gurindam pasal yang kedua
Barang siapa mengenal yang tersebut, tahulah ia makna takut. Barang siapa meninggalkan sembahyang, seperti rumah tiada bertiang. Barang siapa meninggalkan puasa, tidaklah mendapat dua temasya. Barang siapa meninggalkan zakat, tiadalah hartanya beroleh berkat. Barang siapa meninggalkan haji, tiadalah ia menyempurnakan janji.
Gurindam III Ini gurindam pasal yang ketiga
Apabila terpelihara mata, sedikitlah cita-cita. Apabila terpelihara kuping, khabar yang jahat tiadalah damping. Apabila terpelihara lidah, nescaya dapat daripadanya faedah. Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan, daripada segala berat dan ringan. Apabila perut terlalu penuh, keluarlah fi'il yang tiada senonoh. Anggota tengah hendaklah ingat, di situlah banyak orang yang hilang semangat Hendaklah peliharakan kaki, daripada berjalan yang membawa rugi.
Gurindam IV Ini gurindam pasal yang keempat
Hati kerajaan di dalam tubuh, jikalau zalim segala anggota pun roboh. Apabila dengki sudah bertanah, datanglah daripadanya beberapa anak panah. Mengumpat dan memuji hendaklah pikir, di situlah banyak orang yang tergelincir. Pekerjaan marah jangan dibela, nanti hilang akal di kepala. Jika sedikitpun berbuat bohong, boleh diumpamakan mulutnya itu pekong. Tanda orang yang amat celaka, aib dirinya tiada ia sangka. Bakhil jangan diberi singgah, itupun perampok yang amat gagah. Barang siapa yang sudah besar, janganlah kelakuannya membuat kasar. Barang siapa perkataan kotor, mulutnya itu umpama ketur. Di mana tahu salah diri, jika tidak orang lain yang berperi.
Gurindam V Ini gurindam pasal yang kelima
Jika hendak mengenal orang berbangsa, lihat kepada budi dan bahasa, Jika hendak mengenal orang yang berbahagia, sangat memeliharakan yang sia-sia. Jika hendak mengenal orang mulia, lihatlah kepada kelakuan dia. Jika hendak mengenal orang yang berilmu, bertanya dan belajar tiadalah jemu. Jika hendak mengenal orang yang berakal, di dalam dunia mengambil bekal. Jika hendak mengenal orang yang baik perangai, lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.
Gurindam VI Ini gurindam pasal yang keenam
Cahari olehmu akan sahabat, yang boleh dijadikan obat. Cahari olehmu akan guru, yang boleh tahukan tiap seteru. Cahari olehmu akan isteri, yang boleh menyerahkan diri. Cahari olehmu akan kawan, pilih segala orang yang setiawan. Cahari olehmu akan abdi, yang ada baik sedikit budi,
Gurindam VII Ini Gurindam pasal yang ketujuh
Apabila banyak berkata-kata, di situlah jalan masuk dusta. Apabila banyak berlebih-lebihan suka, itulah tanda hampir duka. Apabila kita kurang siasat, itulah tanda pekerjaan hendak sesat. Apabila anak tidak dilatih, jika besar bapanya letih. Apabila banyak mencela orang, itulah tanda dirinya kurang. Apabila orang yang banyak tidur, sia-sia sahajalah umur. Apabila mendengar akan khabar, menerimanya itu hendaklah sabar. Apabila menengar akan aduan, membicarakannya itu hendaklah cemburuan. Apabila perkataan yang lemah-lembut, lekaslah segala orang mengikut. Apabila perkataan yang amat kasar, lekaslah orang sekalian gusar. Apabila pekerjaan yang amat benar, tidak boleh orang berbuat onar.
Gurindam VIII Ini gurindam pasal yang kedelapan
Barang siapa khianat akan dirinya, apalagi kepada lainnya. Kepada dirinya ia aniaya, orang itu jangan engkau percaya. Lidah yang suka membenarkan dirinya, daripada yang lain dapat kesalahannya. Daripada memuji diri hendaklah sabar, biar pada orang datangnya khabar. Orang yang suka menampakkan jasa, setengah daripada syirik mengaku kuasa. Kejahatan diri sembunyikan, kebaikan diri diamkan. Keaiban orang jangan dibuka, keaiban diri hendaklah sangka.
Gurindam IX Ini gurindam pasal yang kesembilan
Tahu pekerjaan tak baik, tetapi dikerjakan, bukannya manusia yaituiah syaitan. Kejahatan seorang perempuan tua, itulah iblis punya penggawa. Kepada segaia hamba-hamba raja, di situlah syaitan tempatnya manja. Kebanyakan orang yang muda-muda, di situlah syaitan tempat berkuda. Perkumpulan laki-laki dengan perempuan, di situlah syaitan punya jamuan. Adapun orang tua yang hemat, syaitan tak suka membuat sahabat Jika orang muda kuat berguru, dengan syaitan jadi berseteru.
Gurindam X Ini gurindam pasal yang kesepuluh
Dengan bapa jangan durhaka, supaya Allah tidak murka. Dengan ibu hendaklah hormat, supaya badan dapat selamat. Dengan anak janganlah lalai, supaya boleh naik ke tengah balai. Dengan isteri dan gundik janganlah alpa, supaya kemaluan jangan menerpa. Dengan kawan hendaklah adil supaya tangannya jadi kafill.
Gurindam XI Ini gurindam pasal yang kesebelas
Hendaklah berjasa, kepada yang sebangsa. Hendaklah jadi kepala, buang perangai yang cela. Hendaklah memegang amanat, buanglah khianat. Hendak marah, dahulukan hajat. Hendak dimulai, jangan melalui. Hendak ramai, murahkan perangai.
Gurindam XII Ini gurindam pasal yang kedua belas
Raja muafakat dengan menteri, seperti kebun berpagarkan duri. Betul hati kepada raja, tanda jadi sebarang kerja. Hukum adil atas rakyat, tanda raja beroleh anayat. Kasihan orang yang berilmu, tanda rahmat atas dirimu. Hormat akan orang yang pandai, tanda mengenal kasa dan cindai. Ingatkan dirinya mati, itulah asal berbuat bakti. Akhirat itu terlalu nyata, kepada hati yang tidak buta.