(function() { (function(){function b(g){this.t={};this.tick=function(h,m,f){var n=f!=void 0?f:(new Date).getTime();this.t[h]=[n,m];if(f==void 0)try{window.console.timeStamp("CSI/"+h)}catch(q){}};this.getStartTickTime=function(){return this.t.start[0]};this.tick("start",null,g)}var a;if(window.performance)var e=(a=window.performance.timing)&&a.responseStart;var p=e>0?new b(e):new b;window.jstiming={Timer:b,load:p};if(a){var c=a.navigationStart;c>0&&e>=c&&(window.jstiming.srt=e-c)}if(a){var d=window.jstiming.load; c>0&&e>=c&&(d.tick("_wtsrt",void 0,c),d.tick("wtsrt_","_wtsrt",e),d.tick("tbsd_","wtsrt_"))}try{a=null,window.chrome&&window.chrome.csi&&(a=Math.floor(window.chrome.csi().pageT),d&&c>0&&(d.tick("_tbnd",void 0,window.chrome.csi().startE),d.tick("tbnd_","_tbnd",c))),a==null&&window.gtbExternal&&(a=window.gtbExternal.pageT()),a==null&&window.external&&(a=window.external.pageT,d&&c>0&&(d.tick("_tbnd",void 0,window.external.startE),d.tick("tbnd_","_tbnd",c))),a&&(window.jstiming.pt=a)}catch(g){}})();window.tickAboveFold=function(b){var a=0;if(b.offsetParent){do a+=b.offsetTop;while(b=b.offsetParent)}b=a;b<=750&&window.jstiming.load.tick("aft")};var k=!1;function l(){k||(k=!0,window.jstiming.load.tick("firstScrollTime"))}window.addEventListener?window.addEventListener("scroll",l,!1):window.attachEvent("onscroll",l); })();

Friday, November 23, 2007
Enid Blyton
Enid Mary Blyton lahir di flat kecil di atas sebuah toko di Lordship Lane, East Dulwich, South London pada tanggal 11 Agustus 1897. Ia merupakan putri pertama dari pasangan Thomas Carey Blyton dan Theresa Mary Hamilton. Belum genap setahun usianya, Enid menderita sakit parah dan hampir meninggal. Namun, ia kembali sehat.

Keluarga ini kemudian pindah ke Beckenham, Kent. Di sinilah Hanly, anak kedua Thomas dan Theresa lahir, tepatnya pada tahun 1899. Tiga tahun kemudian, Carey, anak terakhir keluarga ini pun lahir. Saat itu, keluarga Blyton telah pindah ke rumah yang lebih besar di Clockhouse Road 31.





Diringkas oleh: Raka Sukma Kurnia


Enid mulai bersekolah ketika berusia sepuluh tahun. Di sekolah, ia menjadi murid yang populer. Bersama Mirabel Davies dan Mary Attenborough, Enid membuat sebuah majalah bernama "Dab". Bila Mirabel menulis puisi dan Mary menggambar ilustrasinya, Enid menulis cerita pendek.

Sejak kecil, Enid sangat gemar membaca. Ia sangat menyukai "Alice In Wonderland" karya Lewis Carroll, "Little Women" karya Louisa Alcott, "The Princess and the Goblin" karya George Macdonald, dan "The Coral Island" karya R.N. Ballantyne.

Namun, setelah menjalani hidup yang tidak harmonis, kedua orang tua Enid akhirnya bercerai. Kondisi ini jelas sangat memukul Enid. Tak heran bila kemudian ia sering menulis, "ayahnya tak memerhatikan keluarganya", "ayahnya pergi", "ayahnya meninggal", dan ungkapan-ungkapan sejenis lainnya dalam cerita-ceritanya.

Kemudian Enid dan adik-adiknya dibawa pindah ke Elm Road 14 di Beckenham, Kent. Diliputi kesedihan, Enid mulai menulis. Sejumlah puisi dan cerita-ceritanya ia kirim ke media massa. Sayangnya selalu ditolak.

Meski demikian, pada usia empat belas, Enid memenangi lomba menulis puisi anak-anak. Ketika itu ia mendapat pujian dari Arthur Mee, seorang penulis yang mendorongnya untuk terus menulis.

Ketika mendapat kesempatan untuk melanjutkan sekolah ke Sekolah Musik Guildhall, Enid menampiknya. Meski hal itu merupakan impian ayahnya, Enid merasa jalur menulis merupakan jalan hidupnya.

Hubungan Enid dengan ibunya tidak sebaik hubungan Enid dengan ayahnya, bahkan tidak pernah baik. Sebaliknya, Enid malah menemukan sosok ibu idaman pada diri Mabel Attenborough, bibi teman sekolahnya, Mary Attenborough. Bibi Mabel inilah yang mendorong Enid untuk terus menulis cerita dan puisi.

Masih diliputi kebingungan untuk melanjutkan sekolahnya, Enid disarankan untuk berlibur ke tanah pertanian keluarga Hunt di Suffolk. Di sanalah Enid bertemu Ida Hunt yang mengajaknya untuk terlibat mengajar anak-anak. Ida pulalah yang menyarankan Enid untuk melanjutkan ke sekolah guru. Akhirnya, pada bulan September 1916, Enid menempuh pendidikan sebagai guru TK di Sekolah Menengah Ipswich.

Meskipun mendapat banyak pengetahuan seputar dunia anak-anak, Enid harus menghentikan kesukaannya menulis cerita fiksi. Tapi ia tidak pernah berhenti menulis puisi. Malahan, puisinya yang berjudul Have You dimuat di "Nash`s Magazine" pada 1917. Ia pun semakin giat menulis.

Setelah lulus pada 1918, Enid menjadi guru privat anak-anak. Ia sangat disenangi, terutama dongengnya. Dan ia selalu mengarang sendiri setiap dongeng yang ia sampaikan di ruang kelasnya. Dari ruang kelasnya pulalah ia mengetahui selera anak-anak.

Melihat reaksi murid-muridnya terhadap cerita dan dongengnya, Enid memberanikan diri untuk mengirimkan karya-karyanya ke majalah. "Teachers` World" menjadi tempat menampung karya-karya Enid, mulai dari fiksi hingga lagu-lagu karangannya. Bahkan redaksi majalah tersebut mengangkat Enid menjadi penulis tetap dengan kolom sendiri yang bernama From My Window.

Sejak buku kumpulan puisi, "Child Whisper", dibukukan pada 1922, karier Enid sebagai penulis semakin berkembang. Buku-buku selanjutnya pun menyusul, seperti "Real Fairies Poems", "Responsive Singing Games", "The Enid Blyton Book of Fairies", "Songs of Gladness", "The Zoo Book", dan buku-buku lainnya yang diterbitkan oleh J. Saville & Newnes.

Ketika berada di penerbitan J. Saville & Newnes, Enid bertemu dengan Mayor Hugh Alexander Pollock, veteran perang sekaligus editor di sana. Enid jatuh cinta padanya meskipun Pollock sudah menikah. Meski demikian, mereka akhirnya menikah juga pada 28 Agustus 1924, setelah rumah tangga Pollock akhirnya berantakan.

Setelah menikah, mereka tinggal di Elfin Cottage, di Shortlands Road, Beckenham, Kent. Di sana Enid memiliki sejumlah hewan peliharaan yang kemudian memberi banyak inspirasi dalam cerita-ceritanya.

Beberapa tahun setelah pernikahan mereka, Enid belum juga mendapat anak. Ketika memeriksakan diri ke dokter, barulah diketahui bahwa uterus Enid sangat kecil, seperti gadis belasan tahun. Namun, kehidupan mereka tetap mesra. Akhirnya, pada tahun 1931, dalam usianya yang ke-34, Enid melahirkan Gillian.

Setelah Gillian lahir, Enid yang masih menyimpan obsesinya untuk menulis novel dewasa, mulai menulis "The Caravan Goes On". Dengan kecepatan tujuh ribu kata per hari, novel itu selesai pada 25 Januari 1932. Namun, karyanya itu ditolak penerbit sehingga ia kembali menulis cerita anak-anak.

Akan tetapi, hubungan Enid dengan suaminya menjadi buruk. Kesuksesan Enid membuatnya minder sehingga ia sering mabuk-mabukan. Di tengah kondisi itu, putri kedua mereka, Imogen, lahir. Hubungan keduanya ternyata tidak dapat dipertahankan lagi. Pada 1942, Pollock menceraikan Enid dengan catatan tetap diizinkan menemui kedua putri mereka. Kemudian Enid menikahi Kenneth Darrell Waters, seorang ahli bedah setahun setelah bercerai. Sedangkan Pollock menikahi Ida Crowe, novelis wanita, enam hari setelah pernikahan Enid.

Pada 1942 itu juga, serial terkenal "Famous Five" mulai ditulis. Ia menulis kisah Julian, Dick, George, Ann, dan seekor anjing bernama Timmy ini setiap tahun. Ia menulis 21 judul dalam serial ini. Tokoh Georgina, yang lebih suka dipanggil George dan berpenampilan seperti laki-laki ini sering disebut menyerupai Enid.

Produktivitas Enid masih terus berlangsung. Ia juga menulis "Secret Seven", "The Adventurer series", "The Mystery series" dan "The `Barney` Mystery Books". Dan ketika Perang Dunia II berlangsung, ia mengurus pencetakan setiap karyanya. Bahkan saat itu ia menulis sepuluh ribu kata per hari. Kadang ia menggunakan nama Mary Pollock, seperti dalam "Three Boys and a Circus" dan "Children of Kidillin".

Pada 1945, ia berhenti mengisi kolom di "Teachers` World". Lalu menerbitkan "Little Noddy Goes to Toyland" yang kemudian menjadi seri terkenal. Lalu pada 1952, ia mengundurkan diri dari "Sunny Stories" dan menerbitkan "Enid Blyton Magazine".

Ia juga bukannya tidak diserang kritik. Antara 1950 dan 1960, karya-karyanya dianggap menekankan peranan gender secara kaku dan menampilkan nilai-nilai kelas menengah yang santai. Karya-karyanya pun dianggap tidak mendidik dan ditarik dari perpustakaan umum, bahkan dilarang di sekolah-sekolah. Beberapa tulisannya juga disebut-sebut tidak ditulis sendiri.

"The Summer Storm" menjadi novel dewasa keduanya. Namun seperti yang pertama, novel ini pun ditolak penerbit.

Setelah "Enid Blyton Magazine" berhenti terbit pada akhir 1959, konsentrasi Enid untuk menulis mulai hilang. Lalu suaminya meninggal pada 1967. Ia sendiri menyusul pada 28 November 1968 setelah menulis sekitar tujuh ratus buku, tersebar di seluruh dunia.

Mengenai keberhasilannya, Michael Woods, seorang psikolog berujar, "Enid pernah menjadi seorang anak, dia berpikir seperti anak-anak, menulis sebagai anak-anak".

Diringkas dari:
Judul buku: 10 Kisah Hidup Penulis Dunia
Penyunting: Anton W.P. dan Yudhi Herwibowo
Penerbit : KATTA, Solo 2005
Halaman : 36 -- 48


Di ambil dari: http://pelitaku.sabda.org/enid_blyton
posted by FerryHZ at 9:12 PM | Permalink |


0 Comments: